DENPASAR, BALIPOST.com – Sudah tiga hari belakangan ini, penambahan kasus positif COVID-19 di Bali melonjak. Pada Jumat (19/6), jumlah kasusnya bahkan lebih banyak dari sehari sebelumnya yang mencapai 66 kasus.
Dari data per pukul 12.00 WIB, kumulatif kasus COVID-19 Bali mencapai 976 orang. Terdapat 81 kasus baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir. “Bali melaporkan 81 kasus baru dan 13 sembuh,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers streamingnya.
Dengan adanya penambahan 13 pasien sembuh, kumulatif warga sembuh di Bali mencapai 566 orang.
Yurianto lebih lanjut mengatakan upaya dalam memutuskan penyebaran COVID-19 yang paling benar adalah menjaga jarak. Ia menyebutkan per pukul 12.00 WIB, sudah diperiksa sebanyak 20.717 spesimen. Total sudah ada 601.239 spesimen yang diperiksa.
Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM). Dari tes tersebut, masih ada penambahan kasus positif sebanyak 1.041 orang sehingga kumulatifnya mencapai 43.803 kasus.
Terdapat 5 besar penambahan kasus, salah satunya Bali. Namun, ada 19 Provinsi melaporkan kasus di bawah 10. Enam diantaranya melaporkan tidak ada kasus baru.
Yurianto melanjutkan untuk yang sehat ada penambahan 551 pasien sembuh sehingga totalnya menjadi 17.349 pasien. Kasus meninggal bertambah 34 orang sehingga total kasus menjadi 2.373 orang.
Ia pun mengatakan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dalam pemantauan sebanyak 36.464 orang. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 13.211 orang.
Seluruh provinsi di Indonesia sudah terdampak. Sebanyak 435 kabupaten/kota telah terdampak kasus ini.
Ia mengatakan pemerintah perlu melakukan penelusuran kontak erat dengan agresif untuk memutus penyebaran COVID-19. “Apabila menemukan kasus positif maka harus dilakukan perawatan. Ini untuk mencegah agar sumber penularan tidak berada di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Ia mengutarakan jika dilakukan bersama, pengendalian COVID-19 akan lebih mudah dilaksanakan. “Butuh perubahan perilaku kita, yang secara mendasar. Oleh karena itu, basis keluarga adalah kekuatan kita. Kita yang harus menyelesaikan semua permasalahan ini. Kita bisa dan yakin kita pasti bisa,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)