MANGUPURA, BALIPOST.com – Sejak pandemi COVID-19 melanda, sejumlah aktivitas pariwisata sangat terdampak. Para pekerja musik yang biasa beraktivitas di cafe, bar maupun hotel juga terkena imbas.
Bahkan mereka sudah sejak 4 bulan sudah tanpa penghasilan. Dengan tidak adanya aktivitas, para pekerja musik ini, kini hanya berdiam diri saja tanpa penghasilan.
Meski tanpa penghasilan, kini pekerja musik ini, membentuk komunitas yang dinamakan Asosiasi Pekerja Musik Bali (APMB). Melalui wadah ini, mereka membuat dapur umum APMB yang berlokasi di kawasan Ungasan, Kuta Selatan.
Selain untuk membantu kebutuhan anggota, dapur umum ini juga menyediakan makanan untuk masyarakat yang membutuhkan. Menurut penuturan Ketua APMB, Geby Ruing, didampingi Justinus Kwuta selaku wakil ketua APMB, dapur umum ini akan dibuka selama sebulan dari 8 Juni smapai 8 Juli mendatang. “Kami punya program kedepan apabila memungkinkan dan masih dibutuhkan, dapur umum ini akan dibuka lagi,” ucapnya saat ditemui di dapur umum Ungasan.
Dikatakannya, dapur umum ini awalnya digagas oleh Pospera DPD Bali bekerjasama dengan KNPI dan Pena98. Saat ini, dapur APMB setiap hari rutin menyuplai makanan sebanyak 350 bungkus. “Mereka (Pospera KNPI dan Pena98 -red) menyuplai bahan baku. Selain donasi datang dari mereka, ada juga bantuan dari para pekerja musik,” pungkasnya.
Sementara, Angganicce Silvana Usman selaku koordinator dapur umum mengatakan, sebelumnya kebutuhan makanan sebanyak 250 bungkus. Namun, saat ini sudah mencapai 350 bungkus.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, pihaknya bersama 12-15 orang lainnya sudah melakukan aktivitas sejak pukul 08.00 WITA. Setelah selesai memasak, makanan ini akan diserahkan ke masing-masing korlap. “Ini merupakan bantuan kemanusiaan untuk teman-teman, selain juga untuk melatih diri agar lebih disiplin,” ucapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)