Achmad Yurianto. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tambahan kasus positif COVID-19 di Bali masih relatif tinggi, Senin (22/6). Mencapai puluhan kasus, bahkan lebih banyak dari sehari sebelumnya yang mencapai 32 orang.

Dari data per pukul 12.00 WIB, kumulatif kasus COVID-19 Bali mencapai 1.080 kasus. Terdapat 35 kasus baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir.

Selain itu ada penambahan pasien sembuh mencapai 12 orang. Kumulatif kasus sembuh sebanyak 615 orang.

Sampai saat ini, jumlah kasus aktif mencapai 456 orang. Untuk pasien meninggal tidak terjadi penambahan, masih 9 orang.

Baca juga:  Akses Makin Istimewa, 3 Ribu Turis Tiongkok Bakal Serbu Maratua

Pemeriksaan Spesimen

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers streamingnya, mengatakan per pukul 12.00 WIB, sudah diperiksa sebanyak 10 ribuan spesimen. “Angka ini menurun cukup drastis karena pada hari Minggu, sebagian besar laboratorium libur dan baru mulai memeriksa spesimen pada Senin pagi,” katanya.

Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM). Dari tes tersebut, masih ada penambahan kasus positif sebanyak 954 orang sehingga kumulatifnya mencapai 46.845 kasus.

Jika diperhatikan, ada 5 provinsi yang tambahan kasus COVID-19 cukup besar. Tiga besarnya adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan.

Baca juga:  Bali United Pilih Stadion Sultan Agung Bantul

Ia pun mengatakan ada 19 provinsi melaporkan kasus baru di bawah 10. Sebanyak 11 provinsi tidak ada tambahan kasus.

Yurianto melanjutkan untuk yang sehat ada penambahan 331 orang sembuh sehingga totalnya menjadi 18.735 pasien. Kasus meninggal bertambah 35 orang sehingga total kasus menjadi 2.500 orang.

Ia pun mengatakan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dalam pemantauan sebanyak 43.500 orang. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 12.999 orang.

Baca juga:  PSN DKI Jakarta Gelar Lokasabha

Seluruh provinsi di Indonesia sudah terdampak. Sebanyak 440 kabupaten/kota telah terdampak kasus ini.

Ia mengingatkan menjaga jarak adalah kunci bagi upaya mencegah penularan. “Pastikan kita mampu menjaga jarak di setiap aktivitas sosial kita, juga menggunakan masker,” ajaknya.

Yurianto mengatakan sudah saatnya saling melindungi dan menjaga sehingga tidak tertular COVID-19. “Kita sudah cukup lama menghadapi ini. Langkah kita adalah bagaimana mengingatkan orang lain, sehingga melindungi diri dari COVID-19 bukan semata-mata karena aturan,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *