DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus transmisi lokal COVID-19 masih terus bertambah di Bali. Bahkan, komposisinya kini hampir 70 persen dengan kumulatif kasus mencapai 771 orang dari 1.116 kasus COVID-19 yang ditangani Bali.
Dilihat dari sebarannya, Denpasar masih mendominasi dengan jumlah kasus sebanyak 318 orang atau 41 persenan dari kumulatif transmisi lokal. Di posisi kedua adalah Badung dengan jumlah 116 kasus. Kemudian di posisi ketiga dengan jumlah 82 kasus adalah Buleleng.
Di posisi keempat, Klungkung dan Bangli sama-sama memiliki 69 kasus transmisi lokal. Posisi selanjutnya kelima adalah Gianyar dengan 50 warga terjangkit. Keenam adalah Tabanan yang memiliki 35 kasus. Posisi ketujuh adalah Karangasem dengan 26 kasus. Sementara di posisi kedelapan adalah Jembrana yang jumlah kasusnya paling sedikit, yakni 5 orang.
Menurut Wali Kota IB Rai Dharmawijaya Mantra, Selasa (23/6), saat teleconference rapat koordinasi dan evaluasi Covid-19 di Kota Denpasar, saat ini memang tren kasus COVID-19 mengalami peningkatan. Hal ini lantaran tes secara massif, baik rapid dan swab test yang terus digencarkan.
Namun demikian, dalam rilisnya, ia mengatakan pencegahan transmisi lokal harus dilaksanakan bersama-sama. Sehingga rantai penyebaran lanjutan dapat diputus segera. “Saat ini kami di GTPP fokus untuk menemukan kasus, karena dengan demikian kebijakan penanganan dapat lebih cepat dan tepat untuk diterapkan,” paparnya.
Namun demikian, Rai Mantra menambahkan bahwa pemahaman di masyarakat sangatlah penting. Sehingga maksud dan tujuanya dapat dipahami dengan baik. Hal inilah yang nantinya menghasilkan kesepakatan bersama untuk bersama melindungi sesama dengan tidak merugikan orang lain.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengakui perkembangan kasus positif kembali melejit yang didominasi kasus baru dengan riwayat perjalanan dalam daerah. Klaster baru inilah yang patut diwaspadai bersama, mengingat adanya mobilitas penduduk yang cukup tinggi di Kota Denpasar.
“Terjadi penambahan kembali, namun klasternya cenderung berubah, dimana kasus baru dari pelaku perjalanan dalam daerah, dan ini harus kita waspadai dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih disiplin lagi,” jelasnya.
Kumulatif Positif
Untuk kumulatif positif di Bali, saat ini mencapai 1.116 orang. Sebanyak 30 persennya terdiri dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), dan pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN). Jumlah orang yang terjangkit untuk PPLN mencapai 286 orang dan 43 orang untuk jenis PPDN.
Denpasar lagi-lagi mendominasi kumulatif kasus COVID-19 dengan jumlah 382 kasus. Kemudian di posisi kedua adalah Badung dengan jumlah 143 orang. Posisi ketiga adalah Bangli sebanyak 129 orang. Kemudian Buleleng ada di posisi keempat dengan jumlah 122 kasus.
Posisi kelima adalah Klungkung dengan jumlah 89 orang. Keenam adalah Gianyar sebanyak 84 orang. Tabanan ada di posisi ketujuh dengan jumlah 57 orang. Kedelapan adalah Karangasem yang mencapai 49 kasus. Posisi kesembilan adalah Jembrana dengan 31 kasus.
Jika dilihat dari kelompok umurnya, kasus positif didominasi rentang usia 20-29 tahun. Jumlah penderita COVID-19 di rentang usia ini mencapai 308 orang. Kemudian di posisi selanjutnya adalah usia 30-39 tahun dengan jumlah 247 orang.
Rentang usia yang juga cukup banyak terjangkit adalah usia 40-49 tahun dengan jumlah 214 kasus. Kemudian rentang usia 50-59 tahun dengan jumlah 132 kasus.
Sementara itu, untuk jumlah puluhan kasus, rentang usia 60-69 tahun jumlahnya mencapai 76 orang. Disusul rentang usia 10-19 tahun yang jumlahnya 66 kasus. Rentang usia selanjutnya yakni 0-9 tahun sebannyak 45 kasus. Kemudian ada rentang usia 70-79 tahun sebanyak 21 orang. Dan terakhir rentang usia 80-89 tahun ada 6 kasus. (Diah Dewi/balipost)