DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus pasien COVID-19 meninggal di Bali per Kamis (25/6) kembali bertambah. Jumlah kasus baru positif COVID-19 juga mencapai puluhan orang.
Pada hari ini, dari data per pukul 12.00 WIB, kumulatif kasus COVID-19 Bali mencapai 1.214 kasus. Artinya, ada 56 kasus baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir.
Terdapat pula kasus meninggal sebanyak 2 orang sehingga totalnya menjadi 11 kasus. Dilihat dari data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, kasus meninggal seluruhnya merupakan warga Denpasar.
Selain itu ada penambahan pasien sembuh. Kumulatif kasus sembuh sebanyak 657 orang. Atau bertambah 11 pasien sembuh dari sehari sebelumnya.
Sampai saat ini, jumlah kasus aktif mencapai 546 orang. Dengan rincian 545 WNI dan 1 WNA.
Pemeriksaan Spesimen
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers streamingnya, mengatakan pemeriksaan dalam sehari ini mencapai 19 ribuan spesimen. Total sebanyak 708 ribu spesimen.
Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM). Dari tes tersebut, masih ada penambahan kasus positif sebanyak 1.178 orang sehingga kumulatifnya mencapai 50.187 kasus.
Jika diperhatikan, ada 5 provinsi yang tambahan kasus COVID-19 cukup besar. Yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Maluka Utara, dan Jawa Tengah. “Dari tracing epidemiologi diperoleh bahwa kontak erat masih dilakukan tanpa masker
Ia pun mengatakan ada beberapa provinsi melaporkan kasus baru lebih sedikit dari kasus sembuh. Sebanyak 17 provinsi melaporkan kasus di bawah 10. Sebanyak 5 provinsi melaporkan tidak ada tambahan kasus.
Yurianto melanjutkan untuk yang sehat ada penambahan 791 orang sembuh sehingga totalnya menjadi 20.449 pasien. Kasus meninggal bertambah 47 orang sehingga total kasus menjadi 2.620 orang.
Sehingga, lanjutnya, masih ada orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini sebanyak 37.294 orang. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 13.323 orang.
Seluruh provinsi di Indonesia sudah terdampak. Sebanyak 446 kabupaten/kota telah terdampak kasus ini. “Tetap kita harus menyadari bahwa penularan yang terjadi dari fakta yang kita lakukan penyelidikan epidemiologi, selalu faktor tidak menjaga jarak dan menggunakan masker merupakan faktor utama penularan,” tegasnya.
Kebiasaan baru yakni menjaga jarak, menggunakan masker, dan rajin mencuci tangan adalah kebiasaan yang dapat membantu memutus penyebaran COVID-19. (Diah Dewi/balipost)