MANGUPURA, BALIPOST.com – Informasi adanya penolakan kremasi jasad korban COVID-19 di wilayah Mumbul, Kuta Selatan, diterima Dandim 1611/Badung Kolonel Inf. Puguh Binawanto. Dandim bersama anggotanya langsung turun tangan.
Setelah dicek ke lokasi di Mumbul, pihak pengelola mengatakan hanya kekurangan tenaga saja. Mengatasi masalah itu, Dandim Puguh akan berkoordinasi dengan BPBD Denpasar dan Badung. Kolonel Puguh menegaskan, sesuai perintah Gugus Tugas Nasional tidak ada penolakan terhadap karantina, pemakaman ataupun kremasi, termasuk di rumah sakit. “Kami sudah berkoordinasi dengan pengelola krematorium di Mumbul. Kami akan bahas lagi nanti sore, mengundang pihak adat, Polri dan TNI setempat, BPBD Kota Denpasar dan Badung agar kejadian ini tidak terjadi,” tegas Puguh usai memberi sambutan saat acara komunikasi sosial cegah tangkal radikalisme/separatisme di Makodim, Denpasar, Jumat (26/6).
Alasannya? “Sesuai laporan Danramil (Kuta Selatan) alasannya mereka kekurangan tenaga. Oleh sebab itu kami ajak BPBD Denpasar dan Badung untuk diskusi untuk bantu mereka,” ungkapnya.
Kodim 1611/Badung selalu siap membantu dari pengamanan, pengawalan dan pemakaman atau kremasi korban COVID-19 meninggal dunia. “Anggota Kodim beberapa hari lalu membantu pemakaman korban COVID-19 di Denpasar. Tiap Koramil disiapkan dua regu lengkap dengan APD-nya,” ungkapnya.
Terkait penanganan virus ini, Kodim bergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 baik Denpasar dan Badung, sudah melakukan kegiatan baik internal dan eksternal. Kegiatan ke dalam meliputi melakukan pemeriksaan kesehatan anggota Kodim, penyemprotan disinfektan, wajib pakai masker dan hand sanitizer, serta mematuhi protokol kesehatan. Untuk keluar, kodim menyiapkan tim di tiap Koramil sebagiu pengamanan, pengawal dan pemakaman atau kremasi korban COVID-19 meninggal dunia.
“Kami juga mendukung pelaksanaan PKM Denpasar. Membantu sosialisai dan imbauan terkait penerapan protokol kesehatan. Juga membantu tracing,” kata Puguh.
Walau sedang pandemi COVID-19, masyarakat harus produktif. Sedangkan tingkat warga terpapar COVID-19 terus meroket. ” Saya sampaikan ke Bapak Walikota Denpasar tidak usah cemas dan ragu. Memang kalau terus di-rapit atau swab test harus siap konsekuensinya. Jangan sampai seperti api dalam sekam,” ungkapnya.
Bahkan Dandim mengusulkan agar diumumkan data warga terpapar dan meninggal COVID-19 di pasar tradisional. “Seperti di simpang-simpang jalan kan dipajang jumlah korban lakalantas. Data korban COVID-19 mestinya begitu, dipasang di pasar tradisional agar masyarakat tahu, paham, sehingga timbul kewaspadaan,” kata Puguh.
Terkait komsos cegah tangkal radikalisme dihadiri tokoh agama, masyarakat Denpasar dan Badung, menurut Dandim Puguh, bertujuan untuk membangun komunikasi, menumbuhkan kerja sama kesadaran seluruh elemen masyarakat agar terhindar dari paham-paham atau kelompok berbeda dengan haluan Negara Indonesia. Selain itu untuk menumbuhkan kesadaran bela negara, sehingga tidak terjadi radikalisme di Bali, khususnya Denpasar dan Badung. (Kerta Negara/balipost)