BOJONEGORO, BALIPOST.com – Dari sekedar memanfaatkan lahan kosong tak menyangka kalau tanaman hidrophonik di kemudian hari memiliki omzet jutaan rupiah per bulan. Dengan luas lahan 9×22 meter, berbagai tanaman sayuran hidup ini tak perlu membutuhkan lahan yang luas.
Meski demikian, hasilnya cukup menjanjikan. Berbagai sayuran yang tertanam di media hidrophonik. Sekolah yang terletak di Jalan Agus Salim, Kelurahan Kauman, Kecamatan Bojonegoro, kini terlihat hijau.
Tujuan awal menanam tanaman hidrophonik sebenarnya untuk memberikan edukasi kepada anak didiknya memanfaatkan lahan untuk ditanami dengan tanaman sayuran. Sistem hidrophonik dirasa sangat cocok karena tidak membutuhkan lahan yang luas.
Dijelaskan Siti Kholifah, bertanam hidrophonik diawali sejak 2016. Dari iseng menanam inilah, pihaknya tidak percaya kalau omzet per bulannya cukup fantastis.
Bahkan, setiap bulan mampu menghasilkan uang sekitar lima sampai tujuh juta rupiah, dengan rata-rata per hari terjual tiga ratus sampai lima ratus ribu rupiah.
Berbagai macam jenis sayuran dan buah-buahan sudah ditanam. Mulai dari jagung manis, tomat, paprika, melon, dan berbagai sayuran. Namun, melihat perkembangan permintaan pasar akhirnya hanya menanam sayuran.
Seperti brokoli, cakakung, tomat, selada, dakola, dan sawi. Dengan harga pertanamam siap makan. Yakni brokoli per bungkus Rp 5.000, cakakung Rp 5.000, selada Rp 5.000. Sawi Rp 5.000.
Sementara itu, menurut salah satu pembeli Mohamad Thohir, mengatakan, pihaknya membeli lantaran karena sayurannya segar, dan rasanya juga berbeda dengan sayur lainnya. (Mulyanto/Surabaya TV)