Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng masih berjalan walaupun di tengah pandemi COVID-19. Agar proyek ini bisa diselesaikan sesuai kontrak, DPRD mengusulkan pemerintah menyiapkan anggaran dengan mengajukan pinjaman ke Bank milik daerah. (BP/Mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Tidak ingin proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng, gagal diselesaikan tahun 2020 akibat kekurangan anggaran pascapandemi Covid-19, DPRD Buleleng mengusulkan skema pemenuhan anggaran agar proyek tetap berjalan sampai akhir kontrak melalui pengajuan pinjaman kepada Bank milik daerah.

Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengatakan, dari komunikasi dengan sejumlah pedagang di Pasar Banyuasri, para pedagang menginginkan agar proyek pasar bisa selesai tepat waktu. Sebab, sejak proyek dikerjakan, pedagang, sudah terlanjur menyewa toko di luar pasar dengan waktu singkat. Apabila proyek pasar diperpanjang hingga tahun 2021, maka pedagang harus mengeluarkan biaya sewa tambahan. Selain itu, kalau pengerjaannya tertunda, dikhawatirkan muncul persoalan, di mana situasi di pasar darurat saat ini akan semakin krodit, sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat secara umum.

Baca juga:  Protes Tarif Retribusi, Pedagang Ruko Pasar Banyuasri Datangi DPRD Buleleng

“Paling tidak dua pertimbangan kami mengapa proyek itu dituntaskan sesuai perencanaan. Selain pedagang akan menambah biaya untuk sewa ruko di luar pasar, kalau misalnya tidak tuntas dibangun maka situasi di pasar darurat saat ini akan tambah krodit, dan kenyamanan akan terganggu dalam waktu lama,” katanya di kantornya, Selasa (30/6).

Menurut Gede Supriatna, skema meminjam dana di Bank milik daerah itu disampaikan karena dewan sendiri pesimis pemerintah bisa menyiapkan anggaran untuk melanjutkan pengerjaan proyek dalam APBD Perubahan tahun 2020. Terlebih lagi sebagian dana sudah dialihkan untuk Belanja Tidak Terduga (BTT) percepatan penanganan COVID 19.

Baca juga:  Tenaga Kerja Asing Ilegal Marak di Bali, Pemprov Bentuk Satgas Penindakan

Selain itu dengan melihat pendapatan daerah yang sangat terbatas, DPRD Buleleng memprediksi jika pemerintah kemungkinan hanya bisa mendapatkan anggaran paling banyak sebesar Rp 10 miliar. “Saya kira harus segera diputuskan, karena anggaran yang tersisa setelah dialihkan untuk BTT COVID-19 hanya untuk satu bulan saja. Jadi harus cepat. Kami tetap berharap ini bisa selesai sesuai dengan perencanaan,” tegasnya.

Menanggapi usulan itu, Bupati Putu Agus Suradnyana (PAS) mengatakan, pemerintah sudah membahas beberapa skema untuk memenuhi anggaran proyek revitalisasi Pasar Banyuasri. Skema baru akan akan diputuskan setelah pembahasan APBD Perubahan 2020. Saat ini, pihaknya telah melakukan kalkulasi anggaran APBD Perubahan tahun 2020. Nantinya, anggaran yang tersisa dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) selama masa pandemi COVID -19, dialihkan untuk proyek revitalisasi Pasar Banyuasri.

Baca juga:  Masa Sidang Kedua, Dewan Buleleng Tetap Agendakan Program Reses

“Sudah kami coba hitung-hitung, sekarang tinggal kesepahaman saja dengan DPRD. Kami juga menjaga daerah, jangan sampai pandemi meluas, transmisi lokalnya juga tidak meluas. Kalau sampai transmisi lokal lagi seperti di Bondalem, maka keluar uang banyak lagi kita,” tegasnya. (Mudiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *