DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya tak menampik bila kini ada lonjakan jumlah pasien COVID-19. Terutama di RSUP Sanglah yang menjadi salah satu RS rujukan.
Ditanya soal upaya, ia mengatakan mengantisipasi penuhnya ruang perawatan, pihaknya meminta agar RS memilah pasien tanpa gejala (OTG) dan pasien dengan gejala. “Saya sudah komunikasi dengan Dirut Sanglah. Pasien yang tanpa gejala bisa dirawat di ruang isolasi Provinsi (tempat karantina, red). Jadi ada pemilahan pasien,” ujarnya dikonfirmasi, Selasa (30/6).
Dengan demikian, lanjut Suarjaya, hanya pasien sakit atau dengan gejala yang dirawat di RS. Untuk tempat karantina, Pemprov Bali sudah menyiapkan sebanyak 600 tempat tidur dan saat ini masih cukup.
Pun demikian dengan jumlah ruang rawat pasien COVID-19 di RS. Mengingat, RS rujukan tidak hanya di RSUP Sanglah. Tapi juga di RS PTN Unud, RS Bali Mandara, dan beberapa RS lain di kabupaten/kota. “Memang sekarang mulai agak banyak, tapi saya kira masih mencukupi. Semua tertampung, karena hanya yang bergejala saja di RS,” jelasnya.
Menurut Suarjaya, ada 455 tempat tidur yang disiapkan pada ruang isolasi di semua RS rujukan. Hingga Senin (29/6) kemarin masih tersisa sekitar 130 tempat tidur.
Kendati bila spesifik di RSUP Sanglah, bisa jadi sekarang sudah penuh. “Tapi di RS lain masih ada. RS Siloam sekarang sudah membuka 30 tempat tidur. Jadi masih terkendali,” paparnya.
Sementara itu, jumlah kumulatif pasien positif COVID-19 di Bali kini 1493 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 681 orang masih dalam perawatan. Sisanya, 798 orang sudah dinyatakan sembuh dan 14 orang meninggal dunia. (Rindra Devita/balipost)