SEMARAPURA, BALIPOST.com –
Setelah melakukan rapid test massal pada Pasar Umum Galiran, proses rapid test kini diperluas hingga ke pasar-pasar tradisional di desa. Seperti yang dilakukan Selasa (30/6).
Proses rapid test oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Klungkung dilakukan bagi pedagang di 2 pasar tradisional, yakni di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan dan Pasar Mentigi Nusa Penida.
Total dari kedua pasar tradisional ini, ada ratusan pedagang yang masuk daftar rapid test.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Nyoman Suwirta memantau langsung jalannya pelaksanaan rapid test kepada seluruh pedagang dan petugas Pasar Umum Kusamba, di Halaman Kantor Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Sekda Provinsi Bali yang juga selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, supaya dilakukan screening di pasar-pasar tradisional.
Kabid Pelayanan dan Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, dr. I Komang Gede Sentanu Wibawa, mengatakan saat ini Dinas Kesehatan akan terus melakukan rapid test menyasar pasar-pasar tradisional. Peserta rapid test di Kantor Desa Kusamba, total berjumlah 383 orang dari 418 orang yang telah mendaftar.
Sedangkan peserta rapid test di Pasar Mentigi Kecamatan Nusa Penida berjumlah 217 orang dari 275 orang yang telah terdaftar.
Sentanu Wibawa mengatakan peserta yang hasil rapid test nya reaktif, akan langsung di test swab oleh petugas. “Rapid test juga dilakukan di GOR Swecapura sebanyak 106 orang. Syukur hasilnya semuanya non reaktif,” katanya.
Sementara untuk rapid test di Pasar Kusamba ada sebanyak 23 orang reaktif. Sementara di Pasar Mentigi ada 3 orang reaktif.
Total dari 706 orang yang menjalani rapid test, ada 26 orang dengan hasil reaktif. Sehingga harus dilanjutkan dengan test swab.
Suwirta berharap semoga tidak ada peserta yang positif dalam test swab. Semua yang dilakukan ini adalah untuk mempercepat tracing di pasar-pasar.
Setelah hasilnya keluar, selanjutnya harus lebih ketat melakukan protokol kesehatan dan menjaga diri masing-masing. Sehingga tidak terus menerus melakukan tracing seperti ini. Kesadaran masyarakat harus ikut tumbuh, agar tidak ikut terpapar COVID-19. (Bagiarta/balipost)