Suasana di RSUD Tabanan. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Perkembangan kasus COVID-19 makin meluas. Bahkan laju angka transmisi lokal hampir tiap hari masih terjadi.

Untuk mempercepat penanganan COVID-19, Pemerintah Provinsi Bali pun kini tengah berubaya memperbanyak alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk bisa menguji sampel swab pasien, baik ODP, PDP maupun pasien positif terkonfirmasi COVID-19.

Rencananya, laboratorium itu akan disediakan di RSUD Tabanan. Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Tabanan, Ida Bagus Wiratmaja menjelaskan, dipilihnya RSUD Tabanan untuk penambahan laboratorium PCR yang rencananya didanai oleh Propinsi Bali dikarenakan rumah sakit tersebut adalah salah satu rumah sakit rujukan regional untuk COVID-19.

Baca juga:  Bertambah 66 Kasus COVID-19 dan 1 Meninggal, Tabanan Antisipasi Lonjakan Klaster Upacara

Selain sudah memiliki fasilitas ruangan, RSUD Tabanan juga sudah siap dengan sumber daya manusia (SDM), yakni dokter spesialis mikrobiologi. Hanya saja saat ini pihaknya masih menunggu kepastian anggaran. “Rencana pengadaan lab PCR di RSUD Tabanan juga wacana dari Gubernur Bali untuk percepatan penanganan COVID-19, saat ini masih menunggu kepastian anggaran, kalau sudah ada seminggu saja siap,” terangnya, Selasa (30/6).

Bagi Wiratmaja dengan adanya lab PCR di RSUD Tabanan ini, nantinya akan membawa keuntungan tersendiri tidak hanya bagi Bali namun juga Tabanan. Jika dilihat dari data GTPP COVID-19 Tabanan, angka kasus transmisi lokal di wilayah Tabanan belakangan ini terus mengalami peningkatan.

Baca juga:  Di Tabanan, Uji Spesimen PCR Mulai Turun

Lanjut kata Wiratmaja, semakin banyak alat PCR tes, tentunya akan semakin cepat mendeteksi dan penanganan pasien COVID-19. Pasalnya, keterbatasan laboratorium yang menjadi tempat uji, menyebabkan spesimen swab pasien COVID-19 harus antre.

Seperti diketahui, untuk tiap harinya PCR hanya bisa menguji sekitar 200 sampel. “Alat saja harganya di kisaran Rp 2 miliar, belum lagi ditambah dukungan fasilitas lainnya, kurang lebih perlu anggaran Rp 10 miliar,” terangnya.

Baca juga:  Hampir 80 Persen Mahasiswa Poltrada Tertular COVID-19, Begini Situasi Kampus yang Kini Jadi Lokasi Isolasi

Untuk pengadaan laboratorium PCR ini tentu saja tidak sebatas penanganan COVID-19, namun nantinya jika wabah ini sudah berakhir juga bisa difungsikan untuk menguji penyakit lainnya. Baik itu karena virus, bakteri maupun jamur. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *