DENPASAR, BALIPOST.com – Bali meloloskan empat pecatur pada PON XX di Papua tahun 2021 mendatang. Mereka adalah Master Nasional (MN), Octo Dami, yang turun di nomor perorangan putra serta beregu putri yang diperkuat Master Fide Wanita (MFW), Kadek Iin Dwijayanti, Master Nasional Wanita (MNW), Gracelia Paramesthi Samekto, serta Kadek Alit Puspayanti. Para pecatur PON ini diharapkan aktif mengikuti berbagai turnamen secara online. Harapan itu disampaikan pelatih catur PON Bali, Master Internasional (MI) Sebastian Simanjuntak, di Denpasar, Jumat (3/7).
Sebastian menegaskan, saat pandemi COVID-19 ini para pecatur PON dituntut mencari pengalaman dan menambah jam terbang. Apalagi saat ini banyak kejuaraan catur via online yang digelar baik di dalam negeri, maupun di mancanegara. “Saya sendiri rutin mengikuti kejuaraan di Texas, AS, yang diselenggarakan tiap Sabtu. Bahkan, pecatur putri Indonesia MIW Dewi Citra, pernah tercatat merebut gelar juara, pada tiga pekan silam,” ujar Sebastian.
Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada pecatur PON agar rutin mengikutinya. Yang membanggakan, bagi pecatur bergelar Grand Master (GM), MI, maupun MF, yang ikut berpartisipasi sama sekali tidak dipungut biaya. “Saya sudah menyarankan, utamanya kepada Kadek Iin yang bergelar MFW, supaya rutin mengikuti turnamen, tetapi hingga kini belum pernah ambil bagian. Sementara, Octo Dami sudah pernah ikut turnamen online,” jelasnya.
Selain itu, untuk level nasional GM Utut Adianto, juga rutin menggelar kejuaraan online tiap pekan berhadiah Rp 5 juta dan dilaksanakan selama 15 pekan, sehingga total hadiahnya Rp 75 juta. Ia mengakui, selama ini pola latihan atlet PON pihaknya memberikan materi program latihan, sedangkan pecatur berlatih di rumah.
Sebastian mengkhawatirkan, pecatur asuhannya merasa jenuh, mengingat pelaksanaan PON mundur setahun lagi. “Saya menyarankan pecatur aktif ikut turnamen online, karena jangan sampai keinginan untuk bermain catur sirna di hatinya,” ungkapnya.
Sebastian ingin secepatnya berlatih bersama pecatur asuhannya, namun harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Jadi, kami menunggu peraturan pemerintah. Seandainya sudah diizinkan berkumpul, kami pasti segera mengadakan latihan bareng,” kata dia. (Daniel Fajry/balipost)