DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 di sejumlah kabupaten disebut sudah relatif stabil. Kecuali di Denpasar dan Klungkung yang masih menjadi zona merah karena menyumbang cukup banyak angka transmisi lokal.

Terutama dari kelompok orang tanpa gejala (OTG). “Terutama sekali muncul paling banyak di Denpasar. Denpasar itu sudah semua kelurahan, desanya kena dan parah. Sudah dalam posisi yang menurut saya berbahaya,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster di Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Jumat (3/7).

Koster mengaku akan mengumpulkan pimpinan di Denpasar, termasuk Kapolres dan Dandim, Jumat malam. Tujuannya agar penanganan COVID-19 lebih cepat, tegas dan berani dengan melihat peta wilayah.

Baca juga:  Seperti Ini, Kondisi Pasien Pemantauan COVID-19 di Karangasem

Sedangkan penanganan di sejumlah kabupaten lain dikatakan sudah bagus. Diantaranya, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, dan Karangasem.

“Sudah stabil karena mau kerja cepat. Saya selalu bimbing, arahkan dan koordinasinya bagus. Yang masih berat dan paling berat, Denpasar, Klungkung. Kemudian mulai membaik, Badung dan Gianyar,” jelasnya.

Menurut Koster, Gianyar memang sempat mencatatkan penambahan 22 kasus positif COVID-19. Ini lantaran salah satu sumbernya adalah pedagang yang berjualan di Pasar Galiran, Klungkung.

Penularan dari klaster tersebut menyebar ke Karangasem, Bangli dan Gianyar. Untuk penanganan kasus COVID-19, mantan anggota DPR RI menegaskan bahwa Pemprov Bali memback up penuh.

Baca juga:  Dari Aktivitas Masyarakat Dibatasi saat KTT G20 hingga Sampah Kiriman di Pantai Kuta

“Kalau perlu rapid test berapapun, puluhan ribu, saya akan kasih. Kalau kurang tenaga medis, saya akan kasih tenaga medis. Kalau kurang uang, kita akan kasih uang. Tapi tentu harus koordinasi yang baik, komunikasi cepat dan cepat bertindak,” paparnya.

Koster mengaku selama ini juga telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat supaya mendapatkan APD, rapid test kit, mesin PCR dan reagen. Belum lagi mencari bantuan dari pihak ketiga.

Beruntung, Bali diprioritaskan oleh pemerintah pusat. Bahkan semula dinilai baik penanganannya. Kendati sekarang, pihaknya mengakui Bali sudah kalah dengan Sumatera Barat, NTB, Kalimantan hingga DKI Jakarta karena angka transmisi lokal belakangan meningkat.

Baca juga:  Pungli UPPKB di Cekik, Propam Dalami Oknum Polisi Dapat Jatah

“Di awal-awal, Bali itu masuk rangking 7 terbesar kasusnya. Kita tangani dengan baik, sampai ke peringkat 13, tingkat kesembuhannya 74 persen lebih, yang meninggal sedikit. Sekarang kita di posisi nomor 10,” terangnya.

Selain kembali masuk ke 10 besar, lanjut Koster, tingkat kesembuhan juga turun menjadi 53 persen. Pihaknya kini mengejar agar penanganan COVID-19 bisa dipercepat. Hal ini membutuhkan komitmen dan daya juang yang sama dari semua pihak. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *