SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sehari setelah Hari Raya Saraswati, Banyu Pinaruh, merupakan saat umat Hindu melakukan pembersihan diri dengan melukat ke pantai maupun pemandian suci. Namun, karena wabah COVID-19, pelaksanaan banyu pinaruh dibatasi.
Tak demikian dengan Pantai Klotok. Pantai yang terletak di Desa Gelgel, Klungkung, dipadati pengunjung, Minggu (5/7). Areal pantai ini penuh dengan pengunjung dari Klungkung maupun dari luar Klungkung.
Mereka mendatangi pantai ini untuk melukat sekaligus berekreasi. Areal pantai ini tetap ramai, meski gelombang cukup besar.
Kepala Sat Pol PP dan Damkar Klungkung, Putu Suarta, sebagai Seksi Pengamanan dalam Gugus Tugas, dihubungi Minggu (5/7) mengaku sangat khawatir, melihat membludaknya kunjungan. Ada yang melakukan persembahyangan ke pura. Tidak kalah ramai dengan yang beraktivitas di tepi pantai.
Situasi ini menurutnya jelas sudah tidak mengindahkan standar protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Baik menggunakan masker hingga jaga jarak antar warga.
Situasi demikian sudah sulit dicegah. Petugasnya di lokasi setempat hanya tetap menjalankan tugas untuk mengedukasi warga, agar tetap waspada. Ingat memakai masker dan jaga jarak. “Apalagi gelombangnya besar. Ini sesungguhnya sangat berbahaya. Kami ingatkan warga agar tetap berhati-hati,” kata Suarta.
Dari garis pantai seluruh Klungkung, Pantai Klotok dikatakan paling ramai. Sementara pantai lainnya, seperti Goa Lawah, Kusamba, Sidayu, Lepang hingga Tegal Besar, relatif sepi.
Ketua Satgas Gotong Royong Desa Gelgel, Gede Eka Semayaputra, mengatakan terkait ini hal ini sesungguhnya sudah ada perarem, bahwa areal pantai sementara tertutup untuk warga luar Desa Adat Gelgel. Tetapi, dalam situasi seperti saat ini, pihaknya juga tidak berani melarang, walaupun peraremnya jelas disebutkan seperti itu.
Tetapi, pihaknya mengedepankan imbauan, jaga jarak dan memakai masker. “Peringatan untuk tidak beraktivitas di Pantai Klotok maupun Pantai Batu Tumpeng, sudah kami pasang di lokasi. Kalau untuk warga kami tetap harus jaga jarak dan pakai masker. Kalau untuk warga luar tertutup,” jelasnya.
Situasi ini juga menjadi perhatian khusus pihak kepolisian. Menurut Kepala Bagian Operasi Polres Klungkung Kompol I Gede Made Surya Atmaja, eufouria warga ditakutkan tidak mengindahkan rambu-rambu larangan mandi di laut dan sosialisasi new normal.
Demikian pula edukasi yang diberikan berupa ajakan serta mengingatkan para pengunjung pantai dalam pencegahan COVID-19. Di antaranya, dengan selalu menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Selain itu, dari catatan tahun sebelumnya, saat perayaan seperti ini beberapa kali terjadi peristiwa warga terseret ombak karena mandi teralu ke tengah laut. Tidak itu saja, saat kondisi cuaca buruk, masih ada warga yang nekad ‘menantang’ ombak hingga yang bersangkutan terseret arus bahkan hingga meregang nyawa.
“Kami siap siaga dalam menjaga situasi sekitar agar aman. Ini sangat rawan sekali,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)