BANGLI, BALIPOST.com – Protokol kesehatan Covid-19 diterapkan Banjar Adat Sedit terhadap pemedek yang datang untuk bersembahyang dan melukat di Tirta Sudamala. Seperti yang terlihat saat hari Banyupinaruh, Minggu (5/7). Pemedek yang datang diwajibkan melalui pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki areal pura dan tempat melukat. Jarak pemedek saat bersembahyang juga diatur.
Berdasarkan pantauan, pengecekan suhu tubuh dilakukan pecalang banjar adat setempat. Di pos pengecekan, pemedek juga disediakan hand sanitizer dan masker. Pemedek yang masuk ke tempat persembahyangan dibatasi maksimal 25 orang. Tempat duduknya juga diatur dengan cara memberikan tanda silang. Agar tidak berjubel dalam satu areal, persembahyangan dan ritual melukat di pancoran digilir.
Kelian Banjar Adat Sedit Jero Mangku Nengah Armada ditemui di lokasi mengatakan pemedek mulai berdatangan silih berganti ke Tirta Sudamala sejak pagi hari. Bahkan ada juga yang datang sejak malam sebelumnya. Jika dibanding enam bulan lalu sebelum adanya wabah corona, jumlah pemedek yang datang untuk melukat di hari Banyupinaruh menurutnya tidak begitu ramai. “Yang datang kebanyakan dari seputaran Bangli. Dari luar ada, tapi tidak banyak,” ujarnya.
Kata dia, Tirta Sudamala statusnya masih ditutup sejak tiga bulan lalu. Namun pihaknya tidak bisa melarang pemedek yang ingin bersembahyang dan melakukan ritual melukat. Karenanya pihaknya melakukan persiapan supaya kegiatan persembahyangan dan melukat di hari Banyupinaruh bisa tetap berjalan sesuai protocol kesehatan. “Kami didukung penuh oleh Satgas Desa Adat dengan penyediaan masker dan alat cek suhu. Bagi pemedek yang tidak pakai masker, kami berikan masker,” terangnya. (Dayu Rina/Balipost)