Achmad Yurianto. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk kedua kalinya dalam sepekan, Indonesia mencatatkan kasus positif COVID-19 harian melampaui 1.600 orang. Hal ini terungkap saat Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, memaparkan update COVID-19 harian dalam konferensi pers streaming yang dipantau dari Denpasar, Minggu (5/7).

Ia mengatakan per pukul 12.00 WIB, 21.063 spesimen diperiksa. Total sebanyak 915.482 pesimen sudah diperiksa. Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM).

Dari tes tersebut, ada penambahan kasus positif sebanyak 1.607 orang. Sehingga kumulatifnya mencapai 63.749 kasus.

Baca juga:  PDIP Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wabup Bangli

Ada 5 provinsi yang tertinggi tambahan kasus COVID-19 hariannya. Yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat.

Ia pun mengatakan ada beberapa provinsi melaporkan kasus baru lebih sedikit dari kasus sembuh. Sebanyak 18 provinsi melaporkan kasus di bawah 10. Sementara ada 7 provinsi melaporkan tidak ada tambahan kasus.

“Penambahan 1.607 kasus baru ini tidak dimaknai seluruhnya masuk ke rumah sakit. Karena sebagian besar kasus ini didapatkan dari hasil kontak tracing dari kasus positif yang kita rawat dan kita temukan,” jelasnya.

Baca juga:  Presiden Sebut Vaksin Ini Digunakan untuk Usia 12 hingga 17

Ia mengatakan sebagian besar kasus menunjukkan tidak ada gejala. Sehingga disarankan untuk melakukan isolasi mandiri.

Yurianto melanjutkan untuk yang sehat ada penambahan 886 orang sembuh sehingga totalnya menjadi 29.105 pasien. “Angka sembuh rata-rata nasional 45,2 persen. Masih di bawah rata-rata global 56,1 persen,” jelasnya.

Kasus meninggal bertambah 82 orang sehingga total kasus menjadi 3.171 orang. Sebanyak 34 provinsi sudah terdampak dengan 453 kabupaten/kota.

Disebutkan sebanyak 39.928 orang masih dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 13.767 orang. “Bed occupancy ratio baru terisi 53,59 persen,” jelasnya.

Baca juga:  Sudah Kewalahan, BOR RS di Jawa dan DKI Capai 90 Persen

Ia menegaskan tidak ada rasa pesimis dalam penanganan ini. Namun mutlak harus dilakukan upaya untuk memutus penyebaran COVID-19. “Kita pastikan sumber penularan di masyarakat bisa ditemukan melalui pelaksanaan tracing yang massif,” jelasnya.

Yurianto mengatakan jaminan aman hanya bisa didapatkan dari kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan. “Mari komitmen ini kita bangun kembali. Hanya dengan cara seperti ini kita bisa tetap produktif dan aman dari COVID-19,” ajak Yurianto. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *