DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster bersama 500 orang peserta lainnya dari seluruh Indonesia berkesempatan mengikuti web seminar (webinar) yang digagas oleh Dewan Kerajinan Nasional dalam acara Bincang Sore yang mengambil tema ‘’Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Kerajinan, Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Melalui Platfrom Digital’’, Sabtu (4/7) sore.
Di sela-sela kegiatan menyimak seminar dari para narasumber, Ny. Putri Koster menyampaikan bahwa seminar yang menghadirkan beberapa narasumber ini memberikan inspirasi tersendiri baginya yang merupakan Ketua Dekranasda Provinsi Bali. Menurutnya, di masa pandemi ini, seluruh industri kecil menengah (IKM) di Bali banyak yang mengalami penurunan pendapatan maupun produksi, baik dari industri fashion maupun perhiasan, juga termasuk karya seni murni seperti para pelukis Bali yang tidak bisa mengikuti pameran.
Untuk itu, dalam menghadapi kondisi di masa pandemi ini yang hampir semua IKM di berbagai daerah mengandalkan platform digital, maka Bali juga harus melakukan hal tersebut agar bisa terus berkembang dan berproduksi. “Saya dengan Kepala Disperidag Provinsi Bali sudah melakukan diskusi bagaimana cara kita untuk membuat suatu karya seperti mendorong para IKM agar bisa tampil dalam dunia digital ini. Misalnya saja membuat pameran lukisan digital karena para pelukis sudah tidak bisa untuk pameran saat pandemi. Nah, hal-hal seperti ini sedang kita bahas, dan secepatnya semoga kita bisa realisasikan, sehingga bisa mengakomodasi para IKM kita untuk memamerkan produknya dalam dunia digital,” ujar Ny. Putri Koster yang dikenal sebagai pelaku seni multitalenta ini.
Di samping itu, ia juga menyampaikan bahwa salah satu yang harus dijaga para IKM dalam promosi di dunia digital adalah kualitas produk. Menurutnya, ketika customer membeli produk yang dilihat fotonya bagus di ranah online, namun saat produknya datang ternyata kualitasnya tidak memuaskan dan tidak sesuai dengan foto yang dipajang, maka akan mengecewakan konsumen.
Untuk itu, menjaga kepercayaan masyarakat sangat penting saat bergerak dalam promosi digital. “Saya minta para pelaku IKM Bali tetap mempertahankan kualitasnya, sehingga semakin banyak customer yang percaya dengan produk tersebut. Dengan demikian, IKM akan semakin berkembang maju,” katanya.
Sebelumnya, acara webinar dibuka oleh Ketua Umum Dekranas Ny. Wury Mar’uf Amin yang sekaligus menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme para peserta yang berasal dari Dekranasda dari berbagai daerah, anggota Ikatan Kerajinan Masyarakat binaan Dekranasda serta para peserta lainnya yang telah mengikuti webinar ini.
Ny. Wury Mar’uf Amin menegaskan, kerajinan sebagai subbagian ekonomi kreatif yang berperan meningkatkan daya saing Indonesia seperti batik, tenun, kayu, dan lainnya. Di mana potensi kerajinan ini tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia, tentu kualitasnya tidak diragukan lagi dan acapkali bisa bersaing dengan dunia internasional.
Namun, katanya, adanya Covid-19 ini tentu berdampak luas pada semua sektor termasuk IKM. Dari data Dinas Perindustrian semua provinsi di Indonesia, terdapat 1 juta lebih IKM dengan 34,2 juta tenaga kerja yang terdampak akibat pandemi ini. Kalau dilihat dari estimasi kerugian sekitar Rp 18,29 triliun.
Dari IKM yang ada, sekitar 15,93 persen kerajinan dan 54,14 persen pangan. Sedangkan estimasi kerugian untuk kerajinan sekitar Rp 700 miliar.
Dampak COVID-19 telah mengakibatkan omzet penjualan menurun, turunnya daya beli masyarakat, kesulitan bahan baku, proses produksi menurun sekitar 50 persen, termasuk juga giliran waktu kerja dan kesulitan membayar kredit usaha.
Dengan berbagai dampak yang dialami IKM di Indonedia, maka ia berharap webinar ini dapat membantu para IKM untuk beradaptasi dengan tatanan baru dan meningkatkan omzet, yakni menggunakan platform digital untuk pemasaran. Untuk mendukung hal tersebut, ia menyampaikan bahwa pada tanggal 14 Mei 2020, Presiden Jokowi telah meluncurkan program “Bangga Buatan Indonesia.”
Gerakan nasional ini bertujuan untuk mendukung partisipasi masyarakat akan dampak Covid-19. Di mana memasuki era new normal dapat mengubah pola belanja masyarakat yang tadinya konvensional beralih ke digital. Untuk itu, ia berharap para perajin sektor kerajinan harus ikut dalam kampanye tersebut.
Dalam seminar yang dihadiri oleh Ketua Harian Dekranas Ny. Tri Tito Karnavian, juga menghadirkan narasumber yang ahli dalam bidangnya, yaitu Samuel Wattimena yang merupakan perancang busana, Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenkraf Josua Simanjuntak, serta Kepala Kebijakan Publik dan Pemerintah Shopee Indonesia Radityo Triatmojo. (kmb/balipost)