DENPASAR, BALIPOST.com – Bali disebut memiliki sejumlah potensi energi baru terbarukan (EBT). Sebut saja, tenaga air, minihidro dan mikrohidro, maupun bioenergi untuk listrik seperti biomass, biogas, surya, angin, energi laut, dan panas bumi.
Namun, pemanfaatan dan pengembangan EBT di Bali terbilang masih rendah. “Menurut pandangan kami, konsumsi energi di provinsi Bali cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun peningkatan tersebut didominasi dari sumber energi fosil pada besaran 99,73 persen,” ujar Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Bali, I Wayan Gunawan saat membacakan pandangan umum Fraksi dalam Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin (6/7).
Gunawan menambahkan, pemanfaatan EBT hanya pada tingkatan 0,72 persen. Rendahnya pemanfaatan dan pengembangan EBT pada pembangkit listrik disinyalir terjadi karena berbagai permasalahan. Diantaranya, belum adanya insentif untuk pemanfaatan EBT yang memadai.
“Selain itu, disinyalir karena minimnya ketersediaan instrumen pembiayaan yang sesuai kebutuhan investasi,” imbuh Anggota Komisi I ini.
Proses perijinan, lanjut Gunawan, juga turut menjadi permasalahan dalam pemanfaatan dan pengembangan EBT. Sebab, proses perijinan saat ini relatif rumit dan memakan waktu cukup lama. Belum lagi permasalahan lahan dan tata ruang. (Rindra Devita/balipost)