DENPASAR, BALIPOST.com – Bali secara totalitas dan bersinergi menekan penyebaran Covid-19. Pendekatan regulasi, koordinasi terpadu dan pendekatan sekala-niskala dilakukan. Bali pun optimis menuju peradaban kehidupan era baru.
Langkah Gubernur Bali Wayan Koster menuju protokol tatanan kehidupan era baru pun terus dimatangkan. Kerja keras dan sosialisasi intesif diharapkan menumbuhkan kesadaran untuk bergerak dan bersinergi mengawal Bali. Memasuki era baru, Bali pun akan dibuka secara bertahap, selektif, dan terbatas.
Gubernur Bali Wayan Koster dalam Dialog Khusus, Selasa (7/7), menegaskan Bali akan menyelaraskan langkah menekan Covid-19 dengan langkah membangun ketahanan ekonomi, yang juga menjadi strategis digulirkan untuk menjaga kenyamanan hidup. ‘’Bali saya sadari masih memiliki risiko dalam penyebaran Covid-19. Tapi Bali juga harus membuka diri dalam upaya menuju tatanan kehidupan era baru dengan protokol yang jelas. Kesepahaman terhadap hal ini haruslah dikondisikan,’’ ujarnya.
Mengawali dialog khusus, Gubernur Wayan Koster menguraikan bahwa upacara Pamahayu Jagat yang digelar di Pura Besakih, Minggu 5 Juli lalu, adalah bentuk pendekatan niskala memohon kerahayuan alam Bali, manusia Bali termasuk semua sektor yang mendukung keharmonisan hidup di Bali. ‘’Langkah niskala ini sesuai kearifan lokal Pulau Dewata ini bukan sekqdar bagian dari keyakinan umat Hindu, tetapi juga sebagai implementasi visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, yang salah satunya bermakna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. Langkah ini juga sebagai upaya membangun keharmonisan dan bersinergi mengawal Bali,’’ tegasnya.
Ini, menurutnya, sebagai ungkapan syukur serta memohon izin, tuntunan, bimbingan dan restu Beliau agar pelaksanaan protokol tatanan kehidupan era baru di Bali akan bisa berjalan dengan baik, lancar, dan sukses,’’ ujar Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Dijelaskannya, menjelang diterapkannya Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru, saat ini secara kumulatif kasus positif Covid-19 di Bali mencapai 1.900 hingga 6 Juli 2020. Dari jumlah itu, 293 orang merupakan pekerja migran Indonesia atau ABK, 56 orang merupakan pelaku perjalanan dalam negeri yang berasal dari luar daerah, dan 1.531 orang tertular karena transmisi lokal atau sekitar 81 persen. ‘’Belakangan sejak 22 Mei sampai 6 Juli, transmisi lokal itu didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Totalnya 1.156 dari 1.531 kasus transmisi lokal,’’ jelasnya.
Koster menambahkan, OTG yang positif Covid-19 dalam kondisi sehat sehingga tidak dirawat di RS, namun di tempat karantina. Dari total 903 kasus aktif saat ini (48 persen), sebanyak 516 merupakan OTG yang dirawat di tempat karantina yang disiapkan Pemprov Bali.
Mereka diberikan vitamin, madu, serta asupan makanan yang bergizi agar imunnya kuat. Sisanya sebanyak 387 orang dirawat di RS. Kemudian 23 orang (1 persen) meninggal dunia. ‘’Covid-19 kan belum ada vaksinnya, sehingga kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana melakukan pencegahan dengan baik agar penambahan kasus positif bisa dikendalikan dan yang terjangkit harus ditangani dengan baik di RS dan tempat karantina,’’ paparnya.
Kasus terbanyak, lanjut Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini, muncul di Kota Denpasar yang bahkan sudah masuk ke semua desa dan kelurahan. Kemudian kasus cukup tinggi juga terjadi di Klungkung, Gianyar, Bangli dan Badung. Sedangkan di Jembrana, Karangasem, Tabanan dan Buleleng relatif terkendali.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Denpasar dan jajarannya untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan yang lebih progresif. Salah satunya dengan menggencarkan rapid test di sejumlah wilayah, termasuk pasar. Begitu juga dengan para bupati lainnya diminta agar lebih progresif. ‘’Pemprov Bali siap mem-back-up penuh untuk rapid test dan uji swab PCR. Kalau kurang tenaga medis, kita siapkan. Kalau kurang anggaran, kita juga siapkan,’’ katanya.
Di samping memprioritaskan pencegahan dan penanganan Covid-19, Koster juga menyiapkan skenario untuk memulai aktivitas perekonomian. Sebelum mengambil keputusan ini, pihaknya sudah berkonsultasi dengan Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo.
Nantinya, Bali akan dibuka secara bertahap, selektif, dan terbatas. Tahapan itu dimulai dengan membuka aktivitas masyarakat lokal Bali pada 9 Juli besok. Ada 14 sektor yang diizinkan untuk beraktivitas, kecuali pendidikan dan pariwisata.
Di antaranya pelayanan publik, kantor pemerintahan, BUMD dan BUMN, perindustrian, perdagangan, pasar modern dan pasar tradisional, UKM dan koperasi, transportasi, jasa dan konstruksi. Tahapan kemudian dilanjutkan untuk wisatawan domestik pada 31 Juli, dan wisatawan mancanegara pada 11 September. Kendati, tahapan kedua dan ketiga ini masih bersifat ancang-ancang karena menunggu evaluasi terhadap pembukaan aktivitas tahap pertama. ‘’Sektor yang menjalankan aktivitas ini harus tertib dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan bisa memastikan produktif dan aman dari Covid-19,’’ tandasnya. (Rindra Devita/balipost)