DENPASAR, BALIPOST.com – Bali meloloskan 11 karateka, terdiri atas lima karateka yang turun di kumite, serta enam karateka yang lolos di nomor kerapian teknik (kata). Keenam karateka kata ini disarankan mengikuti kejuaraan online virtual, yang marak digelar mulai Agustus, September dan Oktober mendatang. Diharapkan, melalui event kejuaraan kata virtual, mereka mampu mengukur kemampuan dirinya.
Para karateka PON Bali yang turun di nomor kata I Gede Sihaan Yogi Nata, I Putu Bagus Arianto, Divilito Andrian Firmansyah (kata beregu putra), serta kata beregu putri bermaterikan Ni Made Suci Astuti, Ni Kadek Megy Wilantari, Ni Putu Sinta Maryati. Sementara, lima karateka yang berlaga di kumite adalah I Putu Agus Putra Bimantara (-55 kg), I Kadek Krisna Dwi Antara (- 60 kg) (putra), sedangkan disektor putri yang lolos adalah Cokorda Istri Agung Sanistyarani (-55 kg), Ni Kadek Candi Wijayanti (-61 kg), dan Ni Made Nada Dwimayanti (-68 kg) (putri)
Pelatih karate PON Bali, Ardy Ganggas, di Denpasar, Kamis (9/7) menerangkan, disaat pandemi covid-19 ini, para karateka PON tetap rutin berlatih secara mandiri di rumah masing-masing. Selain itu, mereka sesekali juga berlatih fisik dan stamina di Pantai Kuta, dan terkadang naik sepeda bareng. “Kami belum berani berlatih yang kontak bodi secara langsung, karena harus mentaati protokol kesehatan,” ucap Ardy Ganggas. Selama ini, para karateka dalam menjalani latihan tetap mentaati pengukuran suhu tubuh, rajin mencuci tangan, serta menjaga jarak.
Dikemukakan, kesebelas karateka PON telah menjalani tes fisik berikut kesehatan, di GOR Lila Bhuana, melibatkan pihak berkompeten dari Singaraja, termasuk menggandeng IKIP PGRI Bali. “Kami menguji fisik dan stamina atlet secara mendetail dan terinci, sampai dites asam uratnya,” tuturnya. Tujuannya, untuk memantau perkembangan kondisi kebugaran atlet, berikut mengevaluasi program dan menu latihan yang diberikan pelatih.
Diakuinya, selama wabah virus corona ini, atlet fokus berlatih fisik di rumah. Apalagi, selama pandemi covid-19 ini masyarakat dilarang berhimpun dan berkumpul. “Yang penting, anak-anak tetap berlatih, serta mengikuti protokol kesehatan,” terang dia. (Daniel Fajry/Balipost)