Achmad Yurianto. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kabar duka kembali dilaporkan Bali pada Kamis (9/7). Bertepatan dengan dimulainya tatanan era baru di Bali, tercatat ada tambahan pasien COVID-19 meninggal.

Dilihat dari data per pukul 12.00 WIB, jumlah pasien meninggal terbaru mencapai 1 orang. Pasien meninggal merupakan warga Karangasem.

Dikonfirmasi terkait pasien meninggal terbaru, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan hal tersebut masalah teknis medis. Nanti, akan diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Bali.

Dengan tambahan ini, kumulatif kasus meninggal di Bali mencapai 26 orang. Rinciannya 24 WNI dan 2 WNA.

Sementara untuk sebarannya, kasus pasien meninggal terbesar dicatatkan Denpasar dengan jumlah 12 orang. Posisi kedua adalah Badung dengan jumlah 8 orang. Sementara itu, Gianyar mencatatkan 2 pasien meninggal, Tabanan dan Karangasem masing-masing sebanyak 1 orang.

Bali juga masih mencatatkan tambahan kasus positif COVID-19 per Kamis (9/7). Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, terdapat tambahan kasus sebanyak 53 orang dalam 24 jam terakhir. Sehingga kumulatif kasusnya mencapai 2.024 orang.

Baca juga:  Pasien Pengawasan COVID-19 di RSU Negara Diambil Sampel

Kabar baiknya terdapat 92 pasien yang sudah sembuh. Kumulatif pasien sembuh di Bali mencapai 1.171 orang dari sebelumnya 1.079 orang.

Sementara untuk kasus aktifnya sebanyak 827 orang. Terdiri dari 825 WNI dan 2 WNA.

Rekor Baru Lagi

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, memaparkan update COVID-19 harian dalam konferensi pers streaming yang dipantau dari Denpasar, Kamis (9/7). Ia mengatakan per pukul 12.00 WIB, 23.832 spesimen diperiksa.

Total sebanyak 992.079 spesimen sudah diperiksa. Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM).

Dari tes tersebut, ada penambahan kasus positif sebanyak 2.657 orang. Sehingga kumulatifnya mencapai 70.736 kasus. Ini merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak wabah merebak di Indonesia.

Baca juga:  Prodi MKn PPs Unwar Raih Akreditasi Unggul

Ada sejumlah provinsi yang mengalami tambahan kasus cukup besar. Tertinggi, yakni Jawa Barat sebanyak 962 kasus. Kemudian Jawa Timur sebanyak 517 kasus. Dan DKI Jakarta sebanyak 284 kasus.

“Penambahan di Jawa Barat dari klaster Pusat Pendidikan Calon Perwira TNI Angkatan Darat mencapai 1.262 orang,” katanya.

Ia mengatakan dari total kasus itu sebanyak 17 orang dirawat dan isolasi di RS Cimahi karena ada keluhan. Sedangkan 1.245 tanpa keluhan. “Semuanya dikarantina di Pusat Pendidikan Calon Perwira TNI Angkatan Darat. Kita larang pergerakan orang dari maupun ke kompleks itu. Seluruhnya dalam keadaan baik,” ujar Yurianto.

“Tidak perlu ada kepanikan karena sudah ditangani secara profesional,” lanjutnya.

Dikatakannya ada 19 provinsi yang melaporkan kasus di bawah 10. Sebanyak 4 provinsi yang tidak melaporkan kasus baru. Ada juga provinsi yang melaporkan kasus sembuh lebih banyak dibandingkan kasus baru.

Baca juga:  KPU Punya Kewajiban Literasi dan Libatkan Gen Z Dalam Politik

Yurianto melanjutkan untuk yang sehat ada penambahan 1.066 orang sembuh sehingga totalnya menjadi 32.651 pasien.

Kasus meninggal bertambah 58 orang sehingga total kasus menjadi 3.417 orang.

Sebanyak 34 provinsi sudah terdampak dengan 457 kabupaten/kota. Disebutkan sebanyak 38.498 orang masih dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 13.732 orang.

“Saudara-saudara penambahan di luar klaster karena kurangnya disiplin menggunakan masker. Oleh karena itu gunakan masker apapun alasannya karena ini melindungi kita. Dua menjaga jarak yang aman. Ketiga rajin mencuci tangan dengan sabun,” tegasnya.

Ia pun mengajak mematuhi protokol kesehatan jika ingin bebas dari COVID-19. “Kita pasti bisa,” ujar Yurianto. (Diah Dewi/Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *