JENEWA, BALIPOST.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (10/7) meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya penanganan COVID-19 dan mengingatkan bahwa ada kemungkinan merebaknya kembali wabah itu. Sebab, sejumlah negara kembali melakukan karantina bagi warganya.
Dikutip dari AFP, dengan jumlah kasus yang mencapai dua kali lipat dalam waktu 6 minggu di seluruh dunia, Uzbekistan kembali menerapkan karantina wilayah seiring meningkatnya jumlah kasus. Sementara itu, Hong Kong menyatakan sekolah akan kembali tutup mulai Senin (13/7) setelah melaporkan adanya pertumbuhan kasus transmisi lokal yang cukup tinggi.
Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta negara-negara di dunia untuk mengadopsi pendekatan lebih agresif, dengan mencontoh Italia, Spanyol, Korea Selatan, dan India, yang berhasil meredakan penyebaran COVID-19 meskipun wabah sudah menelan cukup banyak korban jiwa dan warga terpapar.
Pandemi telah membunuh setidaknya 556.140 orang di seluruh dunia sejak merebak di China pada akhir Desember. Setidaknya 12,3 juta kasus telah dilaporkan di 196 negara dan wilayah, yang menyebabkan kerusakan ekonomi yang parah.
Di Uzbekistan, warga sejak Jumat (10/7) kembali harus menghadapi kebijakan karantina ketat yang sebelumnya diberlakukan Maret tapi dilonggarkan secara perlahan dalam 2 bulan terakhir.
Negara di Asia Tengah ini mengikuti kebijakan yang diambil Australia untuk mengunci wilayah Melbourne, kota kedua terbesar di negara tersebut sejak Kamis (9/7).
Polisi dikerahkan untuk menjaga perbatasan di ibukota Uzbekistan, Tashkent. Hanya mereka yang memiliki alasan penting, seperti mengirim bahan makanan dan produk vital lainnya yang diizinkan lewat.
Restoran, tempat olahraga, dan kolam renang, serta pasar non-pangan telah ditutup kembali hingga setidaknya 1 Agustus.
Di Hong Kong, lonjakan kasus menandakan kemunduran bagi kota itu yang telah memulai kehidupan normal mereka dengan dibukanya restoran, bar, dan tempat-tempat kebudayaan.
Klaster baru COVID-19 mulai muncul pada Selasa, termasuk di panti jompo yang melaporkan setidaknya 32 kasus dan sebuah perumahan yang melaporkan adanya 11 kasus.
Tedros menegakan hanya upaya agresif dan persatuan serta solidaritas global yang bisa menghentikan penyebaran pandemi ini.
Di negara lain, Prancis, pejabat setempat memperingatkan adanya tren peningkatan kasus seiring dilaporkannya kumulatif kasus kematian sebanyak 30 ribu orang.
Sementara itu, di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui bahwa keputusan membuka kembali sejumlah bisnis, termasuk bar dan tempat pertunjukan dibuat terlalu cepat.
Negara ini mencatatkan rekor baru tambahan kasus harian dengan melaporkan 1.500 kasus baru. (Diah Dewi/balipost)