Ketua Indonesian Chef Association I Gede Putu Hendra Mahena. (BP/May)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pada 9 Juli aktivitas pariwisata telah dibuka untuk lokal. Namun nyatanya beberapa owner hotel dan restoran belum siap menyambutnya.

Pasalnya, mereka memerlukan modal besar untuk memulai dari nol untuk menggaji karyawan dan biaya operasional yang lain. Sementara tamu internasional yang diharapkan belum bisa datang.

“Owner belum siap karena mengulang dari nol. Kita buka sekarang, tamu tidak ada,” demikian diungkapkan Ketua Indonesian Chef Association I Gede Putu Hendra Mahena, Sabtu (11/7).

Baca juga:  Bangli Tambah Dua Kasus Positif Covid-19

Bagi para owner yang sudah siap, Rabu ini akan mulai di verifikasi. Namun bagi owner yang belum siap, dikatakan hanya diam, menunggu.

Hal ini menguatkan bahwa peluang yang ditawarkan pemerintah, tidak serta merta disambut antusias pelaku usaha. Karena sebagian dari mereka kesulitan di dalam memulai sehingga ketika dibuka namun tidak ada tamu, akan membuat tambah berat.

Pelaku usaha menyambut antusias September yang rencananya akan dibuka untuk tamu internasional terutama tamu dari Australia. Bahkan tamu-tamu internasional pun sangat menunggu dibukanya pariwisata Bali, terutama tamu Eropa. “Tamu pasti datang,” imbuhnya.

Baca juga:  Antisipasi Makin Parahnya Kemacetan Lalin di Ubud, Mobil Derek Dikerahkan

Sementara para pekerja pariwisata terutama chef sangat antusias dan berjuang agar pariwisata segera dibuka. SOP protokol kesehatan khusus di bagian food and beverage telah dibuat oleh ICA Bali. Mulai dari penerimaan bahan baku, proses pengolahan hingga penyajian.

SOP telah diserahkan ke tim verifikasi Provinsi Bali. “Sudah di-approve oleh Pak Koster, tinggal disounding, disosialisasikan,” ungkapnya.

SOP yang telah dirancang dilengkapi dengan training, dilanjutkan dengan verifikasi serta sertifikat verifikasi jika dinyatakan telah layak.

Baca juga:  Kunjungan Wisatawan Naik, Pengusaha Belum Bisa Bayar Hutang

Ia berharap selama ini, pajak dari hotel dan restaurant yang selama ini dipungut Pemda, dalam situasi pandemi COVID-19 ini diharapkan digunakan untuk membantu para pelaku usaha di bidang pariwisata, terutama para pekerja. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *