SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ruang Isolasi RSUD Klungkung terus membawa kabar baik. Satu per satu pasien COVID-19 akhirnya dapat disembuhkan. Terakhir, ada sebanyak 14 orang pasien COVID-19 dan satu orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sudah sembuh dan dipersilahkan pulang, Senin (13/7). Lima orang di antaranya berasal dari Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan.
Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, mengatakan 14 pasien COVID-19 diperbolehkan pulang, setelah dua kali hasil test swabnya dinyatakan negatif. Sehingga, pasien Ruang Isolasi RSUD Klungkung perlahan mulai berkurang, setelah sebelumnya sempat overload, akibat melonjaknya hasil transmisi lokal. “Sekarang pasiennya tinggal 34 orang. Sebanyak 28 orang di antaranya terkonfirmasi positif COVID-19 dan 6 orang berstatus PDP,” kata dr. Kesuma.
Dari 14 orang yang sudah dipulangkan ini, lima di antaranya dari Desa Gunaksa. Mereka masing-masing berinisial INK, NNK, IWS, NLS dan NKD. Selain itu, tiga orang dari Desa Tihingan, yaitu KAN, GPA dan KRD. Dari Desa Kusamba sebanyak 2 orang, yaitu GLK dan GNP. Sisanya masing-masing satu orang dari Besang yakni KRH, seorang bayi tiga bulan dari Selat yakni GNA dan satu lagi NKM dari Sampalan. “Kami berharap pasien COVID-19 lainnya segera pulih dan juga bisa ikut pulang,” katanya.
Meski cukup disibukkan dengan penanganan pasien COVID-19, RSUD Klungkung tetap melakukan berupaya mengembangkan layanan kesehatan, selain menangani pasien COVID-19. Salah satunya yakni layanan Klinik Geriatri yang sudah berjalan sejak tahun 2018. Sekarang di RSUD Klungkung menggandeng tenaga Subspesialis Konsultan Geriatri dari RSUP Sanglah agar layanan di Klinik Geriatri semakin berkualitas.
Tenaga konsultan Geriatri tersebut bertugas di RSUD Klungkung setiap hari Sabtu, agar pasien Geriatri yang sudah usia lanjut dan rata-rata memiliki penyakit bawaan kronis, bisa mendapatkan layanan yang lebih komprehensif di Klinik Geriatri RSUD Klungkung. Prof. Dr.dr. Tuty Kuswardhani, Sp.PD-KGer, FINASIM, M.Kes. MH, selaku tenaga konsultan yang ditugaskan dari RSUP Sanglah, menyampaikan selain penyakit fisik, lansia rentan mengalami gangguan psikologis, seperti depresi.
Ada 14 kondisi yang sering terjadi pada lansia, yaitu gangguan gerak /aktivitas, gangguan keseimbangan dengan risiko jatuh), ketidakmampuan mengontrol fungsi berkemih, gangguan daya ingat kemampuan berpikir, risiko infeksi meningkat, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan buang air besar hingga depresi. Ada juga bentuk gangguan lainnya, seperti malnutrisi, kelemahan finansial, kecenderungan mengalami efek samping dari tindakan pengobatan, sulit tidur, daya tahan tubuh yang terus berkurang dan impotensi.
Semua kondisi ini harus dievaluasi dan sebisa mungkin ditangani. Agar kualitas hidup para pasien Geriatri bisa dipertahankan. “Semoga layanan konsultan Geriatri setiap hari sabtu mampu meningkatkan mutu dan kepuasan pasien,” tutup dr. Kesuma. (Bagiarta/Balipost)