DENPASAR, BALIPOST.com – Tahapan pertama tatanan kehidupan era baru (new normal) telah diberlakukan di berbagai sektor. Namun, tahapan ini belum berlaku di sektor pendidikan. Padahal, tahun ajaran baru 2020/2021 telah dimulai. Sejauh ini segala proses pendidikan, mulai dari penerimaan siswa baru, MPLS hingga proses belajar mengajar pun akan tetap dilakukan secara online.
Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bali, I Made Alit Dwitama mengakui bahwa pandemi COVID-19 sangat berdampak pada sektor pendidikan, terutama pembelajaran harus dilakukan secara online untuk menghindari kerumunan. Sistem ini pun menimbulkan konsekuensi terhadap pengawasan mutu pendidikan.
Dalam hal pengawasan, LPMP Bali telah mengoptimalkan kolaborasi dengan pengawas sekolah yang telah dilatih menggunakan teknologi informasi. Sehingga, komunikasi antara kepala sekolah dengan pengawas sekolah bisa dilakukan, meskipun lewat daring. Selain mempersiapkan pengawas sekolah, LPMP Bali juga telah mempersiapkan guru yang dilatih kemampuannya menggunakan teknologi informasi dalam penerapan pembelajaran jarak jauh. Bahkan, pendampingan ke sejumlah sekolah di bawah binaan LPMP Bali juga dilakukan. “Kami akui, kami belum bisa menjangkau semua sekolah karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Tetapi kita terus upayakan, karena kita punya program sampai bulan Desember 2020. Sehingga, semua guru kita siap melakukan pembelajaran jarak jauh,” kata Alit Dwitama.
Dia mengakui, dalam sistem pembelajaran daring tidak semua sekolah memiliki akses internet yang memadai. Bahkan, ada orang tua siswa yang belum siap menyiapkan fasilitas untuk anaknya dalam proses pembelajaran daring terutama perangkat penunjang, sehingga beberapa sekolah melakukan proses pembelajaran dengan sistem luring. Namun, pemerintah telah mengantisipasinya dengn pembelajaran melalui siaran tv.
Dikatakan, kesuksesan kualitas mutu pendidikan di tengah pandemi COVID-19 terletak pada guru. Sehingga, guru yang cepat beradaptasi dengan teknologi akan mampu meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Disamping juga harus didukung sarana prasarana, terutama akses internet dan teknologi informasi yang memadai. (Winatha/balipost)