DENPASAR, BALIPOST.com – Kolaborasi dan sinergitas merupakan modal untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Hal inilah yang menjadi landasan Saka Bakti Husada (SBH) Provinsi Bali untuk bergerak memutus penularan Covid-19.
SBH Bali dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Poltekes Denpasar dan Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Kelurahan Sanur melakukan edukasi, sosialisasi dan pemberian buku KIE dan masker kepada pedagang-pedagang di Pasar Sindu, Sanur, pada Kamis (16/7). Pimpinan SBH (Saka Bhakti Husada) Bali Dian Nardiani mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya edukasi untuk mengurangi atau memutus rantai dari COVID-19. “Ini merupakan kegiatan pertama SBH tetapi untuk kegiatan edukasi yang lain sudah di pasar-pasar lain. Kemarin sudah ke Pasar Badung, juga sudah ke pasar lain tapi kita berkolaborasi dengan pramuka, dengan satgas gotong royong,” jelasnya.
Ketua Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Kelurahan Sanur, I Gusti Ngurah Agung Suyantra Diputra mengatakan, diharapkan pembagian masker dan sosialisasi yang dilakukan dapat memutus penularan COVID-19 di pasar tradisional dan di Kelurahan Sanur. Ia mengatakan pihaknya selama ini sudah melaksanakan sosialisasi ke masyarakat dan para pedagang yang ada di Kelurahan Sanur.
Sosialisasi dilakukan di 4 lingkungan, yakni Lingkungan Sindu Kelod, Lingkungan Taman, Lingkungan Watu Jimbar dan Lingkungan Semawang. Selain edukasi, di Kelurahan Sanur juga rutin dilakukan penyemprotan disinfektan. Bahkan di setiap lingkungan ada petugasnya yang bertanggung jawab untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
Kepala Pasar Sindu I Made Sudana mengatakan, selama ini Pasar Sindu telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, Mulai dari masuk pasar, pengunjung diminta cuci tangan, cek suhu tubuh dengan menggunakan thermogun, serta wajib memakai masker.
Jarak untuk berbelanja juga diatur. Di setiap los dan kios pedagang di Pasar Sindu telah dilengkapi tanda–tanda untuk berdiri agar tetap menjaga jarak. Sementara pedagang yang jumlahnya 350 orang juga wajib memakai masker dan faceshield.
“Jadi kita selalu setiap pagi mendengungkan dan mengingatkan kepada pedagang dan pengunjung agar selalu mengawasi pedagang kami. Apabila pedagang tidak memakai masker atau faceshield jangan belanja di sana. Begitu kami selalu kontinyu untuk memberikan edukasi pada pengunjung maupun pedagang,” ungkapnya.
Ia menyambut baik kegiatan SBH Bali ini karena bentuk perhatian pemerintah terhadap pengelola pasar tradisional. Sehingga upaya yang dilakukan pengelola pasar gayung bersambut dengan upaya dari pemerintah. (Adv/balipost)