Suasana pablibagan virtual. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tiga semeton Bali yang bertugas sebagai Duta Besar di tiga negara yakni I Dewa Made Sastrawan (Dubes RI untuk Zimbabwe dan Zambia), I Gusti Ngurah Ardiyasa (Dubes RI untuk Sri Lanka dan Maladewa) dan I Gede Ngurah Swajaya (Dubes RI untuk Singapura) dihadirkan dalam Pablibagan Virtual Puri Kauhan Ubud edisi ke-6. Ketiga Dubes tersebut menyampaikan pandangan dan pengalaman mengenai konsep wellbeing economy dan wellness tourism.

Pengantar diskusi dalam pabligbagan diberikan oleh budayawan, Goenawan Mohamad. Dalam pengantarnya, Goenawan Mohamad menyampaikan bahwa di tengah situasi krisis sebagai dampak pandemi, masyarakat Bali harus mampu membangun harapan. Harapan jangan ditunggu tapi dibangun bersama-sama dan berkali-kali.

Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud A.A.G.N. Ari Dwipayana. Menurutnya, pandemi memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang dua hal.

Pertama, dalam situasi krisis kita akan makin paham berbagai kekurangan yang harus diperbaiki seperti sistem ekonomi, sistem kesehatan maupun sistem perlindungan sosial. Kedua, pandemi memberikan momentum untuk mewujudkan tatanan baru yang lebih baik.

Baca juga:  Kasus Aktifnya Ribuan, BOR Isolasi RS Rujukan COVID-19 di Bali di Atas 70 Persen

Dalam pemaparannya, Dubes RI untuk Zimbabwe dan Zambia, I Dewa Made Sastrawan menyatakan, tatanan baru yang perlu dibangkitkan saat ini adalah menyangkut swasembada dan swadaya. Hal ini perlu dibangun kembali bukan hanya karena global supply chain terganggu, tapi karena setiap negara fokus pada urusan domestik mereka.

Terkait sektor pariwisata, pandemi membawa dampak pada perubahan cara atau gaya berwisata. Wisatawan lebih menekankan faktor safety, hygiene, less contact agar tidak terpapar Covid-19.

Merespons hal itu, Dewa Sastrawan mengajak semua pihak untuk menata lagi sektor pariwisata Bali baik dari sisi penyiapan destinasi, services maupun juga dari sisi rebranding.

Baca juga:  Bule Rusia Kedapatan Kantongi KTP Badung

I Gede Ngurah Swajaya yang merupakan Dubes RI untuk Singapura mengangkat topik perlunya keseimbangan baru dengan diversifikasi perekonomian Bali. Guna memperkuat resiliance, Bali jangan hanya tergantung pada sektor pariwisata.

Swajaya menawarkan tiga sektor yang diperkuat yakni pertanian densitas tinggi berbasis teknologi, industri kreatif berbasis budaya dan ekonomi digital. Sedangkan sektor pariwisata dinilainya perlu shifting atau bergeser ke pariwisata premium class dan personal tourism.

Ia juga membahas konsep Tri Hita Karana yang sejalan dengan konsep SDGs yang dikedepankan PBB. Dalam konsep wellbeing economy, kesejahteraan tidak hanya diukur dengan angka-angka pertumbuhan ekonomi, tapi berdasarkan nilai-nilai keseimbangan antara manusia Bali, budaya Bali dan alam Bali.

Dubes RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, I Gusti Ngurah Ardiyasa mengangkat soal pentingnya Bali untuk kembali ke konsep wellbeing economy. Konsep wellbeing economy memiliki akar yang kuat pada nilai-nilai Tri Hita Karana.

Baca juga:  Jokowi Sebut Awal 2023 Masuki Masa Resesi, Tak Boleh Kerja "Normal"

Dubes Ardiyasa juga mengangkat soal rebranding pariwisata Bali di masa pandemi, sehingga bisa menawarkan keunikan dan indentitas yang khas dibandingkan dengan destinasi lain. Ia mencontohkan Srilanka sejak 2014 sudah mulai menawarkan wellness tourism dengan Ceylon Ayurveda.

Potensi untuk mengembangkan wellness tourism sangat besar karena Bali sudah memiliki kearifan lokal yang sangat kaya, seperti manuskrip pengobatan tradisional. Tinggal bagaimana menyambung antara warisan tradisi itu dengan standar-standar kesehatan modern.

Itu bisa dilakukan melalui uji klinis maupun sertifikasi. Dengan cara itu, identitas wellness tourism bukan sekadar artifisial atau pajangan tetapi betul-betul hidup dalam keseharian masyarakat Bali. “Nilai-nilai wellness bukan hanya untuk wisatawan tapi juga bagi masyarakat Bali sendiri. Sehingga masyarakat Bali bisa hidup sehat, sejahtera dan damai,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *