Seorang anak membantu orangtuanya memupuk tanaman melon di Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah mendapat gambaran angka kemiskinan Maret 2020 dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, menguatkan perhitungan para akademisi tentang peningkatan kemiskinan September 2020 nanti. Angka kemiskinan diprediksi naik tiga kali lipat menjadi 24 ribu-an.

Kepala Pusat Penelitian Kependudukan SDM Unud Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE., M.Si.mengatakan, perkiraan tiga kali lipat itu adalah perkiraan jumlah penduduk miskin dari kondisi sebelum Covid-19. Jumlah tiga kali lipat ini merupakan akumulasi dari kemiskinan lama ditambah dengan miskin baru sebagai dampak dari Covid-19.

Penduduk miskin baru ini berasal dari mereka yang pendapatannya menurun sebagai dampak dari karyawan yang terkena PHK tanpa pesangon dan tidak memiliki pekerjaan baru, mereka yang di rumahkan, dan mereka yang selama ini tidak memiliki pekerjaan tetap dan terdampak Covid-19.

Baca juga:  Uji Keseriusan Tolak Reklamasi TB, ForBALI Surati Paslon Pilgub Bali

Pada September 2019 jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali mencapai 156,91 ribu. Laporan BPS Maret 2020 yaitu awal Pandemi jumlah penduduk miskin sebanyak 165,19 ribu orang atau meningkat sebanyak 8,3 ribu orang.

Saat ini bulan Juli, Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda – tanda kapan berakhir yang mengindikasikan adanya kemungkinan kecenderungan peningkatan jumlah penduduk miskin apabila dilakukan pendataan pada September 2020.

Baca juga:  Pendataan Keluarga 2021 Untuk Bangun Keluarga Berkualitas

Jika September 2019 sampai Maret 2020 penduduk miskin Bali meningkat sebanyak 8,3 ribu, bisa jadi September 2020 peningkatan tersebut kemungkinan bisa menjadi tiga kali lipat atau sekitar 24 ribuan selama setahun.

Namun era adaptasi kebiasaan baru bisa menjadi momentum upaya perbaikan kondisi ekonomi dengan tetap disiplin menjalankan standar kesehatan Covid-19 yaitu tetap memakai masker di luar rumah, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun dan lainnya sesuai anjuran pemerintah.

Stimulus fiskal dan moneter secara spesifik membantu yang lemah keluar dari kemiskinan menurutnya sangat penting. Seperti penurunan suku bunga, relaksasi perbankan secara spesifik, keringanan pajak secara spesifik, dan stimulus untuk mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi misalnya kredit murah untuk UMKM sebagai penggerak ekonomi rakyat, kredit murah untuk peluang usaha baru bagi mereka yang terkena PHK, dirumahkan dan mereka dengan pekerjaan tidak menentu.

Baca juga:  Keluarga Diminta Gelar Pecaruan Manca Warna

“Stimulus ini sekaligus sebagai upaya menciptakan peluang usaha tambahan sehingga pekerja tidak tergantung hanya pada satu sumber pendapatan dan penguatan ketahanan ekonomi keluarga faktor kunci menekan kemiskinan,” imbuhnya. (Citta Maya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *