Kadiskes Bali, dr. Ketut Suarjaya. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah pasien COVID-19 meninggal dunia di Bali bertambah dua orang, Selasa (21/7). Keduanya berasal dari Karangasem.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan, pasien pertama merupakan perempuan berusia 73 tahun. “Pasien ini meninggal dunia pada 20 Juli 2020. Tidak dilaporkan adanya penyakit penyerta,” ujarnya.

Menurut Suarjaya, pasien ini diketahui positif COVID-19 pada 16 Juli. Sebelumnya masuk ke RSUD Karangasem pada 13 Juli.

Baca juga:  Dari Pebulu Tangkis Komang Ayu hingga Jerinx Ditetapkan Tersangka

Sedangkan pasien kedua, merupakan perempuan berusia 51 tahun. Pasien yang juga meninggal pada 20 Juli ini juga tidak dilaporkan memiliki penyakit penyerta.

“Pasien masuk di RSUD Karangasem pada 15 Juli dan hasil PCR positif diketahui 18 Juli,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra tak menampik bila jumlah pasien COVID-19 meninggal dunia belakangan terus bertambah. Sebagian besar memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Baca juga:  Dari Ini Kata Kadispar Badung Soal Rencana Dibukanya Penerbangan Internasional hingga Puspayoga Dianugerahi Bintang Mahaputera

Perlu dicatat bahwa COVID-19 sekarang sudah mulai menyasar kelompok usia lanjut. Bisa dilihat dari data pasien yang meninggal dunia, rata-rata berusia diatas 50 tahun.

Bahkan ada yang berusia 70 dan 80 tahun. “Mungkin yang kena anak-anak muda di jalan, kemudian dia pulang. Ketika dia mengenai orang tua (usia lanjut, red), itu dia menimbulkan akibat yang lebih serius,” ujarnya.

Menurut Dewa Indra, kelompok usia lanjut umumnya tidak bepergian ke luar rumah. Namun, mereka memiliki anak atau cucu yang masih beraktivitas di luar rumah dan berpotensi menularkan virus.

Baca juga:  Sidak, Belasan Duktang Ditemukan Tanpa KTS

Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan COVID-19. “Kita harus tetap disiplin. Meskipun usia muda, imun kita kuat, ketika kita terinfeksi, kita bisa sembuh. Tapi ketika kita pulang, ketemu kakek, nenek, risikonya ada disitu,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *