DENPASAR, BALIPOST.com – Tahap satu tatanan kehidupan era baru sudah dibuka untuk aktivitas masyarakat lokal pada 9 Juli. Termasuk di dalamnya masyarakat lokal yang berwisata. Sebelum mulai dibuka, Pemprov Bali sudah menyiapkan protokol tatanan kehidupan era baru untuk 14 sektor, seperti pelayanan publik, kantor pemerintahan hingga hotel dan restoran. Protokol tersebut tidak dibedakan antara masyarakat lokal, domestik dan internasional.
Pada Kamis (23/7), tepat dua minggu pelaksanaan tatanan era baru itu berjalan. “Hari ini persis dua minggu berjalan dibukanya Bali untuk lokal. Kita melihat semua berjalan masih sangat baik,” ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati di Ruang Rapat Wagub, Kantor Gubernur Bali.
Kendati demikian, pria yang akrab disapa Cok Ace ini tidak menampik masih ada pelanggaran yang dilakukan masyarakat. Salah satunya tidak memakai masker.
Namun, keberadaan Satgas Gotong Royong termasuk pecalang di dalamnya cukup sigap menegur masyarakat supaya taat dengan protokol kesehatan dan pencegahan COVID-19. “Kita sudah menyampaikan kepada pengusaha-pengusaha, baik restoran maupun tempat rekreasi, apabila ada pengunjung yang tidak memakai masker, bila perlu jangan dikasih masuk,’’ jelasnya.
Menurut Cok Ace, hotel chain international bahkan menambah lagi protokol di luar pedoman yang sudah disiapkan Pemprov Bali. Mereka juga langsung melakukan asesmen yang dilaporkan kepada Dinas Pariwisata.
Kalau itu hotel berbintang atau travel agent, maka melapor ke Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Sedangkan hotel nonbintang dan destinasi/objek wisata melapor ke Dinas Pariwisata kabupaten/kota. Dinas kemudian melakukan proses sertifikasi. Sertifikat protokol tatanan kehidupan era baru ini disebut menjadi bagian dari kelengkapan promosi mereka. “Saya yakin mereka akan berlomba-lomba untuk melengkapi kebutuhan yang diperlukan kemudian melaporkan untuk bisa disertifikasi,” papar Guru Besar ISI Denpasar ini.
Cok Ace menambahkan, Pemprov Bali terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Antara lain melengkapi RS dengan ruang isolasi, meningkatkan kapasitas laboratorium PCR dan SDM, serta membuat regulasi bahkan dalam bentuk pararem di desa adat.
Upaya ini tidak saja untuk melindungi masyarakat Bali, tetapi juga memberikan pemahaman kepada dunia luar bahwa Pemprov Bali tidak diam. Pihaknya menjamin pemerintah sudah berusaha sungguh-sungguh dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 di Pulau Dewata. ‘’Artinya, Bali sungguh-sungguh dan memang kita ingin cepat-cepat bangkit dari kondisi yang tertekan ini,’’ tegas Panglingsir Puri Ubud ini. (Rindra Devita/balipost)