Penyerahan beras petani Bali ke mahasiswa Dwijendra Unuversity. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dwijendra University ikut memperkuat gerakan masyarakat mensejahterakan petani Bali. Rektor Dwijendra University, Dr. Ir. Gede Sedana,, M.Sc., M.M.A., Jumat (24/7) menyerahkan 100 paket beras produk petani Bali kepada mahasiswanya di kampus setempat.

Gerakan pro petani Bali ini juga dirangkaikan dengan dies natalis ke-38 Dwjendra Univeristy dengan program bagi kasih bagi mahasiswa asal NTT yang terdampak pandemi COVID-19. Gede Sedana didampingi WR II Drs. I Made Sila,M.Pd., mengungkapkan rasa terima kasihnya ada yang menjadi inisiator gerakan mensejahterakan petani dengan memasarkan dan menjual produk beras petani Bali. ‘’Jika tak kita yang membeli siapa lagi. Ketika berbicara pada keberpihakan pada petani Bali, kita tak boleh melihat harga melainkan komitmen membantu ekonomi Bali,’’ tegasnya.

Baca juga:  Amankan BDF, Polda Kerahkan Seratusan Personel

Gede Sedana yang juga mantan Dekan Fak. Pertanian Undwi ini mengatakan kita harus memberdayakan petani Bali agar mereka tak tergantung pada tengkulak yang justru dekat dengan pasar. Kita harus membantu petani Bali bergerak mendekatkan petani dnegan pasar bak lewat koorporasi, pemerintah atau koperasi.

Makanya membeli beras petani Bali adalah bagian dari upaya bersama menjaga ketahanan pangan di Bali. Sebab apapun namanya, kata dia, membeli beras petani Bali berarti kita membuat peredaran uang tetap berada di Bali dan baik bagi perekonomian Bali.

Selama ini dia melihat peran pemerintah kepada petami sudah mulai nampak namun belum maksimal. Dia menyarankan pemerintah cukup memberi fasilitas kepada petani guna meningkatkan kualitas produknya. Selama ini dia melihat kendala utama petani yakni di harga atau hilir. Biasanya petani menjual gabahnya sehingga petanai tak langsung menembus pasar.

Baca juga:  Kebijakan Belajar dari Rumah Diperpanjang

Nah, ini perlu difasilitasi oleh pemerintah bisa dengan cara membeli semua produk petani sehingga dekat dengan harga pasar. Dengan demikian petani mendapatkan share profit artinya petani mendapatkan harga mendekati harga pasar.

Dikatakannya, Pemprov. Bali lewat Pergub No 99/2018 sudah berpihak pada petani namun sulit diterapkan. Alasannya petani selama ini memerluakan uang guna memenuhi kebutuhanya sehingga mereka menyerahkan kepada pengijon. Lebih baik petani dibantu pemerintah lewat mitra bisnis dengan memberikan cost of living bagi petani.

Baca juga:  Ratusan Pengungsi di Rendang Masih Bertahan di Pengungsian

Selama petani memproduksi, petani diberikan bantuan yang ditanggung oleh pemerintah sehingga mereka tak menghutang sana-sini. Di bagian lain Dwijendra University menurut Rektor Gede Sedana sedang meneliti produk varietas padi unggulan baru dan holtikultura lainnya.

Untuk itu dia mengajak kaum milenial Bali bergabung ke Dwijendra pada penmaru 2020 ini bisa memilih Fak. Pertanian, Fak. Teknik, Fikom, Fak. Hukum dan FKIP yang meliputi Prodi Bahasa Indonesia, Bahasa Bali, PPKn, Bahasa Inggris dan PGSD. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *