DENPASAR, BALIPOST.com – Kebijakan belajar dari rumah di satu sisi memang untuk mencegah penyebaran COVID-19, tetapi di sisi lain juga menimbulkan persoalan. Bukan hanya soal kesiapan sarana-prasarana belajar secara online seperti gadget, laptop dan kuota internet.
Namun, menuntut pula kesiapan serta peran orangtua dalam hal mengawasi dan membantu proses belajar anaknya di rumah. “Berbagai persoalan lain pun muncul di mana orangtua merasa terbebani karena harus mengajar anaknya di rumah,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster di Denpasar, belum lama ini.
Menurut Putri Suastini, hal ini tentu saja menimbulkan rasa ketidaknyamanan, baik dari sisi orangtua maupun anak itu sendiri. Anak menjadi stres akan beban pembelajaran yang harus diikuti dan diberikan guru, dan di sisi lain orangtua juga stres dengan tugas barunya, yakni tidak biasa mengajar anak-anaknya.
Stres yang timbul dapat menurunkan imun tubuh dan membuat rentan tertular virus, di samping pola yang tidak tepat bisa menyebabkan trauma pada anak. Oleh karena itu, istri Gubernur Bali ini mengajak para orangtua untuk berusaha menciptakan suasana yang nyaman dan penuh kasih sayang dalam proses belajar anak di rumah. “Jangan sampai proses belajar di rumah menjadi hal yang mengerikan dan memberi trauma tersendiri bagi anak nantinya,” jelasnya.
Putri Suastini menambahkan, anak-anak sudah cukup trauma dengan keadaan sekarang di mana mereka tidak bisa bertemu teman-temannya dan bermain bersama. Mereka perlu suasana yang nyaman, penuh kasih sayang dan dukungan penuh dari orangtua agar bisa belajar dengan baik tanpa beban, dan paling penting tidak menimbulkan trauma bagi mereka.
Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini juga menyampaikan, di balik berbagai permasalahan yang timbul dari belajar dari rumah, orangtua dapat mengambil hikmah di antaranya memanfaatkan waktu ini untuk mendekatkan hubungan dengan anak di mana biasanya orangtua sibuk di luar untuk bekerja. “Dengan kasih sayang serta perhatian yang kita berikan kepada anak, akan membuat anak merasa nyaman dan mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang berkarakter serta berkepribadian di masa depan,” paparnya seraya berharap ada solusi yang tepat dari berbagai permasalahan saat ini. (kmb/balipost)