Polisi melakukan olah TKP di lokasi kejadian bayi meninggal terlindas mobil. (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Seorang bayi berusia sebelas bulan tewas terlindas mobil. Peristiwa naas tersebut terjadi di garase rumah milik majikan orangtua korban, di Desa Sekardadi, Kintamani, Senin (27/7). Kasus tersebut kini telah ditangani Polsek Kintamani.

Bayi bernasib malang itu bernama Ni Putu Juliantari. Anak dari pasangan suami istri Gede Sabar (21) dan Ni Kadek Indrayani (20) warga Banjar Dinas Bonyoh, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem.

Kronologis kejadian bermula saat Made Agus Dwipayana Putra, majikan orangtua korban, hendak membayar hutang ke sebuah bank di Kayuambua. Saat itu pelaku masuk ke rumahnya melalui pintu gerbang depan rumahnya.

Baca juga:  Tabrakan, Ibu dan Anak Alami Luka-luka

Setelah membuka pintu gerbang, selanjutnya pelaku masuk ke garase untuk mengambil mobil yang akan dipakai ke bank. Sesaat setelah mengemudikan mobilnya dengan melaju mundur, pelaku merasa ada melindas sesuatu.

Sehingga pelaku keluar dari mobil untuk mengeceknya. Pelaku terkejut karena ternyata sesuatu yang dilindasnya itu adalah bocah perempuan. Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Aparat Polsek Kintamani yang mendapat laporan peristiwa tersebut langsung bergerak ke TKP bersama tim identifikasi Reskrim Polres Bangli dan Petugas medis puskesmas Kintamani VI. Di sana petugas melakukan oleh TKP dan pemeriksaan medis.

Baca juga:  Kecelakaan Jeep, Satu Tewas, Satu Luka

Sejumlah saksi juga dimintai keterangan. “Berdasarkan hasil interogasi para saksi, disimpulkan korban meninggal dunia akibat kelalaian sopir,” ungkap Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi.

Di TKP polisi menemukan bekas lindasan mobil warna silver bernopol DK 631 IN, berisi darah dan isi otak korban. Polisi kemudian mengamankan mobil serta darah dan isi otak korban.

Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RSU Bangli untuk dilakukan pemeriksaan. Sedangkan pelaku, diamankan di Polres Bangli.

Baca juga:  Diduga Korban Tabrak Lari, Pria Ini Tewas

Sulhadi mengungkapkan bahwa sejak tujuh bulan terakhir, korban bersama kedua orangtuanya bekerja dan tinggal di rumah milik pelaku. Kedua orangtua korban kerja sebagai buruh packing telur, dan terkadang membantu pekerjaan rumah tangga. Saat peristiwa naas itu terjadi, ibu korban sedang mengepel lantai. (Dayu Swarina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *