Gubernur Bali, Wayan Koster, memberikan sambutan dalam acara deklarasi jelang dibukanya Bali untuk wisatawan domestik. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster, Kamis (30/7) menghadiri deklarasi program kepariwisataan dalam tatanan kehidupan Bali era baru dan digitalisasi pariwisata berbasis QRIS di Pulau Peninsula, Nusa Dua. Deklarasi ini juga dihadiri dua menteri, yakni Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio.

Hadir pula anggota komisi XI DPR RI, Kapolda Bali, Pangdam IX Udayana dan sejumlah undangan lainya.

Gubernur Bali dalam sambutannya mengatakan pembukaan pariwisata untuk wisatawan Nusantara Jumat (31/7), diharapkan berjalan dengan baik lancar dan sukses. Karena memang 56 persen perekonomian Bali, ditopang oleh kepariwisataan.

Sehingga dengan COVID-19 ini, pariwisata mengalami kelumpuhan yang berdampak pada dunia usaha. Ini, kata Koster, tentu menyulitkan perekonomian masyarakat Bali. “Sesuai arahan Presiden, kami memberanikan diri melakukan aktivitas secara selektif terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan untuk tatanan kehidupan era baru,” ujarnya

Baca juga:  Turun, Tambahan Kasus COVID-19 Bali di Bawah 35 Orang

Untuk itu, diperlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk menjalankan protokol tatanan kehidupan era baru ini. Untuk membangkitkan kembali pariwisata, pihaknya berharap agar kegiatan yang ada di kementerian digelar di Bali. “Ini penting supaya hotel, restauran, pelaku usaha bisa, berjalan kembali. Sehingga di triwulan ketiga, perekonomian akan semakin membaik,” harapnya.

Lebih lanjut dikatakan, untuk tahap ketiga yang rencananya akan dilakukan pada 11 September. Untuk menarik kembali wisatawan mancanegara (wisman), pihaknya sangat berharap agar peraturan Kemenkumham No. 11 tahun 2020, tentang pelarangan sementara orang luar negeri masuk wilayah Indonesia dapat dievaluasi.

Baca juga:  Warga di Mudutaki Disasar Rapid Test Antigen

Karena, jika ini masih belaku, kunjungan Wisman tidak bisa berjalan. “Kami sangat berharap agar Bali diberikan prioritas untuk membuka pariwisata khususnya wisatawan manca negara. Bila ini tidak diberlakukan, makin terpuruk perekonomian Bali,” ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, pariwisata merupakan sektor paling terdampak COVID-19. Pihaknya mengapresiasi pemerintah Provinsi Bali karena dalam kondisi seperi ini tetap optimis membangun pariwisata ke depan.

Dengan kembali akan dibukanya pariwisata Bali, pihaknya berharap pariwisata Bali ke depan bisa kembali bergairah.

Momen Penting

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, ini merupakan satu momen yang penting karena hampir selama 6 bulan, tidak ada turis ke Bali. Dari laporan BI hampir 97 persen terjadi kontraksi dari devisa pariwisata.

Baca juga:  Penutupan Jalan Dalung-Sempidi, Ini Pengalihan Arus Lalinnya

Ini menjadi pukulan berat untuk ekonomi. “Pemerintah telah mengambil langkah yang komprehensif dalam menanggulangi COVID-19,” katanya saat memberikan sambutan.

Luhut menyebutkan, pariwisata ini menjadi salah satu bidang yang menjadi perhatian pemerintah. Oleh karena itu, Presiden berkali-kali mengingatkan, pariwisata ini harus ditangani dengan benar. “Ada dua kunci yang harus diperhatikan. Yakni penanganan COVID-19 dan penanganan ekonomi. Sekarang sudah waktunya ekonomi ini dipulihkan. Sekarang menjadi momen yang penting kita membuka Bali tidak asal membuka, namun dilihat juga berapa yang sembuh, mortality apa masuk zona merah atau zona lain. Bali sebagian besar masuk zona hijau,” ungkapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *