Gubernur Bali, Wayan Koster, berbincang dengan Menparekraf Wishnuthama, Menkomaritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan, dan Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Golose saat deklarasi jelang dibukanya Bali untuk wisatawan domestik, Kamis (30/7) di Nusa Dua. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19 beberapa bulan terakhir. Tak heran, perekonomian Bali langsung lumpuh hingga minus 1,14 persen pada kuartal I 2020.

Pasalnya, 52 persen lebih perekonomian Bali ditopang oleh sektor pariwisata. “Saya sangat mengapresiasi dan kagum kepada masyarakat provinsi Bali karena dalam kondisi seperti ini tetap optimis, tetap positif untuk tetap membangun kepariwisataan ke depan,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam acara Deklarasi Program Kepariwisataan Dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis QRIS di ITDC, Nusa Dua, Kamis (30/7).

Wishutama menambahkan, kini Bali telah siap mengimplementasikan protokol kesehatan pada tatanan kehidupan era baru. Ia mengaku bahagia karena mulai Jumat (31/7), pariwisata Bali akan kembali dibuka untuk wisatawan domestik.

Baca juga:  Penumpang di Penyeberangan Gilimanuk Alami Peningkatan

Secara perlahan, pariwisata diharapkan dapat bangkit kembali. Kemenparekraf telah memberikan pendampingan mulai dari persiapan hingga pembukaan kembali destinasi wisata di Bali untuk menguatkan program sapta pesona. Kemudian untuk revitalisasi amenitasnya, Kemenparekraf memberikan berbagai macam fasilitas seperti alat pendukung kebersihan, kesehatan dan keamanan berupa wastafel, pembersih pantai, tempat sampah, thermogun, face shield, disinfektan, dll.

Khusus di Pantai Kuta telah dibangun prototipe renovasi toilet bersih. Dukungan lainnya berupa insentif pajak terhadap sektor pariwisata, Gerakan Balasa, BLT, bantuan insentif pemerintah, program Bali rebound serta dukungan dan pendampingan penerapan CHSE.

Baca juga:  Warga Macang Bangun PAM Desa Berbasis Kincir Air

“Adaptasi terhadap tatanan baru dan keberlanjutan, unsur kesehatan dan keamanan menjadi hal yang utama dalam pertimbangan orang untuk melakukan perjalanan,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Wishnutama, protokol tatanan kehidupan era baru harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pihaknya telah mempersiapkan berbagai strategi khusus bagi pemulihan ekonomi nasional di bidang pariwisata melalui program reaktivasi pariwisata domestik pasca COVID-19.

Kebijakan strategis nasional bidang pariwisata ini bertujuan untuk menggerakkan kembali perekonomian masyarakat dengan menghidupkan kembali berbagai macam kegiatan ekonomi. “Selain itu, kami sangat mengapresiasi langkah dan dukungan Bank Indonesia dalam penerapan digitalisasi di kawasan destinasi wisata berbasis QRIS,” imbuhnya.

Baca juga:  Pascapembentangan Spanduk "Jaksa Bebal!" Kejati Bali akan Tingkatkan Kewaspadaan

Menurut Wishnutama, untuk pasar wisatawan nusantara akan dikampanyekan hashtag #diindonesiasaja. Telah disetujui pula bahwa sektor pariwisata akan mendapat keringanan listrik. Kementerian/lembaga, BUMN dan bank akan didorong melakukan berbagai macam kegiatan di Bali.

Pihaknya juga melakukan inisiatif untuk membantu stimulus pariwisata dalam bentuk insentif tiket pesawat. Keberhasilan dalam menjalankan protokol kesehatan dan melaksanakan recovery di Bali tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia. “Apa yang akan kita lakukan besok akan menjadi perhatian masyarakat dunia. Dampaknya bukan hanya kebangkitan pariwisata di Bali, tapi juga di Indonesia,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *