Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Menparekraf Wishnuthama, Menko Marvest Luhut Pandjaitan, dan Kapolda Bali, Irjen Pol Golose saat deklarasi jelang dibukanya Bali untuk wisatawan domestik di Nusa Dua, Kamis (30/7). (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 merupakan hal baru yang dialami negara di seluruh dunia. Tidak ada yang tahu berapa lama pandemi ini akan berlangsung dan seberapa besar dampaknya.

Bagi Indonesia, COVID-19 telah “memaksa” adanya reformasi di hampir semua bidang. “Pemerintah itu punya APBN dan punya sekarang stimulus. Presiden memerintahkan kepada kami, semuanya digunakan di dalam negeri. Belanja-belanja semua dalam negeri,” ujar Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Deklarasi Program Kepariwisataan Dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis QRIS di ITDC, Nusa Dua, Kamis (30/7).

Baca juga:  Puluhan Nakes di Boyolali Positif COVID-19

Selain itu, lanjut Luhut, Presiden juga menginstruksikan agar tidak mengimpor sesuatu yang masih bisa diproduksi dalam negeri. Kebijakan tersebut rupanya bisa menciptakan lapangan kerja dan “memaksa” bangsa ini untuk mencari teknologi untuk itu.

Salah satunya, rapid test kit kini diproduksi BPPT dan akurasinya 90 persen lebih. “Harganya hanya Rp 75 ribu dan angka itu bisa lebih turun. Karena keadaan kita terpaksa ini, kita sekarang bisa terbitkan itu dan itu wajib hukumnya kita tidak impor lagi rapid test,” jelasnya.

Baca juga:  Timbun Belasan Ribu Liter Solar, Dua Pelaku Ditangkap di Pengambengan

Luhut menambahkan, COVID-19 juga telah menyadarkan bangsa Indonesia yang selama ini 90 persen lebih mengimpor obat-obatan. Begitu India menyatakan lockdown, Indonesia sempat hampir panik karena tidak bisa mengimpor obat-obatan dari negara itu.

Tapi sekarang, Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri paracetamol yang berpuluh-puluh tahun lamanya diimpor. Kemudian untuk meminimalisir kontak dekat, dikembangkan pula digitalisasi.

Dari contoh-contoh tersebut, pandemi COVID-19 tetap membawa sisi positif.

“Jadi keadaan dari COVID-19 ini kalau kita lihat ada menguntungkan kita melakukan reformasi hampir semua bidang, yang membuat negara kita ini jauh lebih efisien daripada yang lalu,” paparnya.

Baca juga:  Penyegaran Kembali Energi Kreatif di Masa Pandemi

Luhut mengimbau semua pihak untuk sama-sama berdoa dan bekerja membuat Indonesia lebih bagus. Kalau hanya asyik kritik sana-sini, maka COVID-19 tidak akan bisa secepatnya diselesaikan. Waktunya bangsa ini merenung, betapa sekarang ada dalam keadaan yang sangat sulit dan mesti fokus menyelesaikan COVID-19.

“Hal-hal yang tidak perlu dikerjakan, hentikan sementara. Perbedaan-perbedaan, hentikan sementara. Mari kita bekerjasama, kompak, jaga persatuan kita demi Republik Indonesia ini,” pungkasnya. (kmb32)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *