MANGUPURA, BALIPOST.com – Pelancong sudah mulai berdatangan ke Bali seiring kembali dibukanya pariwisata. Sebanyak 89 orang wisatawan nusantara/domestik tiba di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Jumat (31/7).
Kedatangan penumpang pesawat GA 402 dari Jakarta itu disambut langsung Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) bersama sejumlah pimpinan asosiasi pariwisata, lanud dan otoritas bandara. Mereka juga mendapat kalungan bunga dan ucapan selamat datang dari Wagub Cok Ace. “Ini merupakan wujud apresiasi kepada pelancong yang tiba pada hari di mana Bali secara resmi mulai dibuka untuk wisatawan domestik,” ujar Cok Ace didampingi Kadisparda Bali I Putu Astawa.
Berdasarkan informasi dari Otoritas Bandara, lanjut Cok Ace, beberapa hari terakhir telah terjadi peningkatan intensitas penerbangan. “Namun beberapa hari terakhir terus bertambah. Kemarin 67 dan hari ini dijadwalkan ada 60 penerbangan,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Bali ini.
Cok Ace berpendapat, geliat penerbangan yang mulai terjadi di pintu masuk jalur udara ini menjadi awal yang baik bagi kebangkitan pariwisata yang terpuruk di tengah pandemi COVID-19. Pada awal dibukanya Bali untuk wisatawan nusantara, pihaknya belum memasang target jumlah kunjungan wisatawan.
“Target jumlah kita abaikan dulu. Yang jelas, pada awal dibukanya pintu masuk Bali bagi wisatawan domestik, terlebih dahulu kita akan memantau dan melakukan evaluasi,” imbuhnya.
Cok Ace mengaku akan berusaha menanamkan kepercayaan wisatawan terhadap Bali sebagai sebuah destinasi yang nyaman dan aman. Pihaknya mengharapkan banyak saran dan masukan dari wisatawan yang berkunjung untuk dijadikan dasar terus berbenah.
Penglingsir Puri Ubud ini juga menyinggung pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang hingga kini belum ditemukan obat dan vaksinnya. Aspek kesehatan tetap menjadi perhatian sejalan dengan upaya membangkitkan kembali sektor ekonomi.
“Saya amati, prosedur kesehatan telah dipenuhi oleh penumpang yang turun di Bandara Ngurah Rai. Kita juga punya satgas berbasis Desa Adat yang diharapkan dapat memberi informasi lebih cepat ketika terjadi sesuatu di lapangan,” terangnya.
Cok Ace menambahkan, penerapan prosedur yang cukup ketat di pintu masuk dan keseriusan yang ditunjukkan oleh masyarakat Bali dalam penanganan COVID-19 menjadi bagian dari upaya menanamkan keyakinan dan membangun kepercayaan wisatawan. Ia lantas membandingkan situasi pasca teror bom, dimana objek-objek vital, termasuk tempat wisata dijaga ketat oleh polisi dan tentara.
“Kalau sebelumnya ada teror, wisatawan tentu tidak nyaman dan takut dengan penjagaan ketat aparat keamanan. Tapi pasca teror, itu justru memberi rasa aman. Sama seperti saat ini, dengan menerapkan prosedur masuk yang cukup ketat, secara psikis itu akan memberi rasa nyaman,” bebernya. (Rindra Devita/balipost)