Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/rin)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pembangunan pelabuhan di Nusa Penida dimulai dengan menggelar groundbreaking pada Senin (3/8). Acara peletakan batu pertama ini dihadiri Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku sudah terinspirasi membangun pelabuhan segitiga Sanur, Nusa Penida dan Nusa Ceningan sejak akan maju sebagai gubernur. Pihaknya menyoroti masyarakat yang harus mengangkat kain sambil mengusung sesajen untuk bisa menyeberang ke Nusa Penida.

Baca juga:  Bila Meletus dalam Waktu Dekat, Ini Daerah Terdampak Abu Gunung Agung

Terutama, saat ada upacara agama di Pura Ratu Gede Dalem Ped.

“Termasuk saya sempat menyeberang dari Sanur ke sini harus digendong supaya bisa naik boat,” kenangnya.

Koster menambahkan, keberadaan pelabuhan juga penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat. Baik menghubungkan Nusa Penida dengan Klungkung daratan, maupun dengan Denpasar. Terlebih belakangan, Nusa Penida berkembang menjadi destinasi wisata yang cukup terkenal di dunia.

Baca juga:  Gempa Bantul Jadi Alarm Pengingat, Zona Subduksi Selatan Jawa Masih Aktif

Daya tarik Nusa Penida ini bisa menjadi sumber kesejahteraan masyarakat setempat. Oleh karena itu, pihaknya tidak menyia-nyiakan kesempatan saat dipanggil Presiden RI Joko Widodo ke Istana Negara pada April 2019 lalu. Yakni dengan mengajukan sejumlah program infrastruktur seperti terusan By pass Ida Bagus Mantra sampai ke Padang Bai Karangasem, pembangunan kereta api, pelindungan kawasan suci Besakih, pembangunan pusat kebudayaan Bali, serta pembangunan pelabuhan segitiga Sanur, Nusa penida dan Nusa Ceningan. Termasuk pelabuhan Tanah Ampo dan Amed di Karangasem.

Baca juga:  TNI-Polri Diminta Sasar Daerah Pinggiran, Pastikan Vaksinasi dan Warga Bisa Makan

“Ketika menyampaikan rencana pelabuhan segitiga ini beliau (Presiden, red) bangun ambil telp dan langsung telp bapak Menhub. Saya ingat betul,” imbuhnya.

Koster berharap, pembangunan pelabuhan dapat selesai tahun depan. “Jadi, kita tidak lagi ke Nusa Penida harus angkat-angkat kain,” tandasnya.

(Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *