AMLAPURA, BALIPOST.com – Kendati pelancong lokal dan nusantara telah diperbolehkan berkunjung ke obyek wisata, sejumlah hotel dan restaurant di objek wisata Tulamben masih memilih tutup. Penyebabnya, mereka selama ini mengandalkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Menurut Ketua Paguyuban Pengusaha di Tulamben, Kecamatan Kubu, Jro Mangku Nengah Putu, selama ini hotel dan restaurant di wilayah Tulamben hidup dari kunjungan wisman. Sementara itu, hingga kini, pemerintah Bali baru membuka kunjungan lokal dan wisatawan nusantara. “Pemerintah baru membuka untuk kunjungan wisman pada September mendatang. Jadi, untuk sementara pengusaha memilih masih tutup,” ucapnya.
Nengah Putu menambahkan, para pelaku usaha belum membuka usaha mereka karena pertimbangan belum ada tamu yang datang. Pelaku usaha pariwisata mempertimbangkan efisiensi anggaran selama pandemi ini. “Biaya operasional begitu mahal. Satu hotel bisa mengeluarkan biaya Rp 25-30 juta per bulan. Termasuk listrik, air, kebersihan, bahan makanan, dan gaji karyawan,” paparnya.
Sebelumnya, lanjut Nengah Putu, beberapa pelaku usaha mencoba tetap buka pada Maret lalu. Namun pada April, satu persatu memilih rehat akibat kondisi ini. (Eka Parananda/balipost)