AMLAPURA, BALIPOST.com – Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono didampingi Gubernur Bali Wayan Koster meninjau lokasi rencana pembangunan infrastruktur terkait program pelindungan kawasan suci Besakih, Kamis (6/8). Yakni area Manik Mas dan Bencingah.
Nantinya, sejumlah fasilitas akan dibangun di kedua area tersebut. Diantaranya, bale pesandekan, graha wiyata, wantilan dan parkir di area Manik Mas, serta taman bencingah Pura Agung Besakih, area UMKM dan Yowana Mandala di area bencingah.
“Program pelindungan kawasan suci Besakih ini sudah 2 tahun direncanakan oleh Pemda atau Gubernur Bali, sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden dan mudah-mudahan mulai tahun depan bisa kita kerjakan,” ujar Basuki Hadimuljono.
Menurut Basuki, proyek penataan yang akan dimulai 2021 ini merupakan kolaborasi antara Pemprov Bali dengan pemerintah pusat. Sedikitnya ada 9 item pekerjaan dengan total biaya sekitar Rp 1 triliun. Pemerintah pusat akan membangun area parkir di Manik Mas seluas 52.000 meter persegi serta menata kawasan bencingah dan Manik Mas dengan anggaran sekitar Rp 500 miliar. Sedangkan Pemprov Bali membiayai pembebasan lahan Rp 164 miliar.
“FS (feasibility study) sudah, DED (detail engineering design) nanti kita kerjakan dengan design and build. Supaya cepat, tidak terlalu rumit,” imbuhnya.
Basuki menegaskan, pihaknya juga tidak akan bergerak tanpa ada AMDAL karena lokasi yang ditata luasnya lebih dari 10.000 meter persegi. Di samping karena kawasan suci Besakih adalah pusaka atau heritage.
Ditegaskan, penataan tidak sampai menyentuh areal Pura Agung Besakih. Namun, hanya kawasan di luar Pura yang ditata agar tidak semrawut seperti sekarang. Bahkan sampai tulisan “toilet” bertebaran dimana-mana. “Ini harus berubah supaya lebih rapi dan memang pantas untuk beribadah. Tidak hanya untuk wisata,” jelasnya.
Basuki menargetkan pembangunan area parkir di Manik Mas serta penataan kawasan bencingah dan Manik Mas rampung dalam setahun. Tepatnya sebelum dilaksanakan upacara seribu tahun sekali Merebu Bumi Pemahayu Jagat pada Maret 2022.
Dikatakan, penataan juga termasuk mengatur sirkulasi kendaraan di jalan. Terutama saat pemedek datang dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, masyarakat Bali diharapkan ikut mensupport program pelindungan kawasan suci Besakih.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, penataan perlu dilakukan di kawasan suci Besakih lantaran kondisinya sekarang sangat semrawut, kotor, jorok, dan tidak tertata. Diharapkan, kawasan ini nantinya bisa lebih tertib dan rapi, daya tampung parkir lebih memadai, kios-kios lebih tertata, serta pelan-pelan dapat mengurai kemacetan.
Dengan demikian, masyarakat yang berniat untuk bersembahyang di Pura Agung Besakih sedari awal sudah mendapatkan alur perjalanan yang baik sehingga apa yang menjadi harapan dan doanya bisa terwujud. “Inilah satu momen yang sangat penting tahun ini. Berkat Menteri, program ini bisa berjalan,” ujarnya.
Koster berharap, proyek penataan ini sudah mulai dikerjakan di awal tahun depan sehingga dapat rampung di bulan Desember 2021. Menteri PUPR pun diharapkan bisa hadir kembali pada saat acara groundbreaking. (Rindra Devita/balipost)
Penataan kawasan ibadah Hindu harus dibedakan dengan penataan kawasan wisata… jangan dicampur jadi satu..
Kawasan ibadah ditata disuaikan unt wisata.. salah besar…
jangan dampaii kawasan Besakih berubah menjadi area tumbuhnya villa, bungalow dan sejenisnya yg dapat merusak suasana layaknya di kawasan puncak bogor. bila itu terjadi .. maka itulah end of the day for Bali.