SINGARAJA, BALIPOST,com – Penyelidikan tewasnya pemilik toko klontong di Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan dilakukan dengan intensif. Meski demikian, motif tewasnya korban Ni Putu Sekar (50) belum juga terungkap sampai sekarang. Untuk mengungkap motif dan terduga pelaku dari kejadian ini, Kamis (6/8) lalu Polisi kembali melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pemeriksaan tambahan di TKP itu penyidik Polres Buleleng dibackup Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Bali.
Kasat Reskrim AKP Vicky Tri Hariyanto seizin Kapolres Buleleng AKBP Made Sinar Subawa membenarkan pihaknya kembali melakukan oleh TKP. Vicky mengatakan, pasca korban ditemukan tewas bersimbah darah di warung kelontong miliknya, penyidik Unit Reskrim Polsek Kubutambahan dan diperkuat Satreskrim Polres Buleleng telah melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti. Saat ini ada sekitar 20 orang saksi yang sudah dimintai keterangan terkait peristiwa yang mengemparkan itu. Hanya saja, keterangan para saksi itu belum ada yang mengarah terkait motiv dan ciri-ciri yang diduga pelaku dalam kejadian itu.
Sedangkan, hasil olah TKP awal dengan melibatkan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Denpasar, tidak jauh dari TKP polisi menemukan bercak darah menempel pada gagang blakas (semacam golok-red). Dari hasil pemeriksaan secara laboratorium, bercak darah yang menempel pada gagang blakas itu ada kecocokan dengan darah korban.
Menurut Vick, dari pemeriksaan itu, pihaknya belum juga bisa mengungkap kasus ini. Untuk itu, dengan di-backup oleh Dirreskrim Polda Bali pihaknya kembali menggelar oleh TKP. Langkah ini ditempuh untuk menambah keterangan dan data-data di TKP. Setidaknya dengan hasil oleh TKP tambahan ini, polisi mendapatkan titik terang untuk bisa mengungkap siapa pelaku dan motif dari kasus ini.
“Jadi, benar kita di-backup Dirreskrim Polda melakukan olah TKP tambahan. Ini untuk mencari tambahan data dari TKP yang sekiranya bisa memberi petunjuk, sehingga kasus ini segara terungkap,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ni Putu Sekar ditemukan tewas dengan kondisi bersimbah darah pada 13 Juni 2020 lalu. Pertama kali jenazah ditemukan oleh kakak kandungnya bernama Desak Made Liarmi (62) sekitar pukul 16.00 wita. Liarmi menemukan korban dalam posisi tergeletak di lantai dengan luka parah pada kepala dan dahi. Kuat dugaan, korban menjadi korban pencurian dalam kekerasan hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Ini dikuatkan oleh beberapa barang berharga milik korban yang hilang. Seperti kalung emas, serta tas pinggang yang biasa digunakan oleh korban.
Sesuai visum yang dilakukan oleh seorang bidan desa, ditemukan luka terbuka di kepala belakang dengan panjang 13 centimeter. Luka pada pelipis kiri dan pelipis kanan korban, dan luka dibagian dahi sepanjang 3 centimeter. (Mudiarta/Balipost)