DENPASAR, BALIPOST.com – Kehadiran pemerintah kini sangat diharapkan oleh para perajin di Bali. Tidak hanya untuk membantu stimulus atau sembako. Tapi juga dalam mempromosikan hasil karya para perajin setelah ikut terpuruk karena terdampak pandemi COVID-19.
Seperti dialami perajin patung di Desa Pakudui, Tegalalang, Gianyar. “Bali hidupnya dari pariwisata, saya bergerak di bidang pendukung pariwisata. Ketika pariwisata tidak berjalan, pembeli patung garuda hampir tidak ada. Kalaupun ada, sangat sedikit dan akhirnya dijual murah,” ungkap Seniman Patung Garuda, I Made Ada disela-sela melakukan audiensi dengan Gubernur Bali Wayan Koster di Jayasabha, Denpasar, Selasa (11/8).
Menurut Ada, para perajin terus berproduksi selama pandemi. Terlebih, ada anjuran untuk tetap berada di rumah. Imbasnya, pemasaran menjadi tidak seimbang dengan produksi yang cenderung berlebihan.
Ia sendiri terpaksa merumahkan puluhan pematung akibat terdampak pandemi COVID-19. “Bulan Desember-Januari lalu, saya kurang lebih memiliki 35 pematung. Tapi sekarang hanya tinggal 5 orang saja. Saya tidak berani mengajak banyak-banyak, takut tidak bisa bayar dan jadi masalah,” jelasnya.
Ada menambahkan, para perajin di Desa Pakudui dan sejumlah desa lain di Tegalalang sebelumnya telah dibantu sembako lewat dana CSR perbankan yang disalurkan melalui Pemprov Bali. Sekarang, pihaknya mengharapkan pemerintah dapat membantu mempromosikan karya-karya perajin.
Selain itu, dapat memberikan sertifikat penerapan protokol tatanan kehidupan era baru khususnya bagi Desa Pakudui. “Kami sudah menyiapkan protokol itu, tapi kan perlu dikoreksi lagi apa kekurangannya oleh pemerintah sehingga bisa mendapatkan sertifikat bahwa siap dikunjungi,” terangnya.
Gubernur Bali Wayan Koster memotivasi para perajin agar tetap berkarya di tengah pandemi COVID-19. Mantan anggota DPR RI ini bahkan langsung merencanakan kunjungan ke tempat seniman patung garuda, I Made Ada di Desa Pakudui, Tegalalang, Gianyar. “Di situ banyak perajin yang dilibatkan sebagai pekerja dan sekarang pesanan patung berkurang sehingga banyak perajinnya yang dirumahkan. Jadi, perlu kita bantu,” ujarnya.
Menurut Koster, para perajin akan dibantu dengan sembako serta promosi hasil kerajinannya. Secara khusus, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini mengapresiasi kualitas patung I Made Ada yang sangat baik. Baik berupa patung garuda, maupun patung berbahan kayu lainnya. “Saya kira harus dipromosikan sebagai satu produk kerajinan rakyat yang menjadi bagian daripada industri kerajinan rakyat berbasis budaya branding Bali,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)