Kadisparda Gianyar, A.A. Gde Putrawan saat melakukan pengeceka ke Objek Wisata Monket Forest Ubud beberapa waktu lalu. (BP/Nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Masih banyak akomodasi dan destinasi pariwisata di Kabupaten Gianyar yang belum mengantongi sertifikasi dari Dinas Pariwisata Gianyar. Hal ini terjadi karena dominan manajemen pariwisata masih memilih tutup. Selain itu pemerintah juga belum membuka visa on arrival sampai saat ini. Hal ini diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI), Pande Mahayana Adityawarman pada Selasa (11/8).

Pria akrab sapaan Adit Pande ini mengatakan terkait sertifikasi protokol kesehatan menyambut new normal sesungguhnya tidak ada kendala. Berdasarkan data yang ia pegang, dari seratus lebih yang sudah tersertifikasi hingga Selasa, 80 diantaranya merupakan pemilik penginapan. “Sudah tersertifikasi sekitar 115, dari jumlah itu kalau penginapan sekitar 80 dan sisanya daya tarik wisata, sementara untuk restoran baru akan dimulai, kemarin baru ada sosialisasi dari diskes, jadi untuk restoran yang akan menyusul, “ katanya.

Baca juga:  Dari Karya “Atma Wedana” Kolektif hingga Gelombang Tinggi di Pebuahan

Diakui masih banyak manajemen akomodasi yang belum mengajukan permohonan sertifikasi. Hal ini terjadi karena mereka lebih memilih tutup, selain itu ada juga yang sedang melakukan persiapan. “ Banyak teman-teman di hotel posisi masih tutup, jadi mereka mungkin ada yang masih menunggu sekalian mempersiapkan supaya syarat semua bisa dipenuhi, karena ada kriteria yang memang harus ada unutuk bisa hotel itu buka dan mendapat sertifikasi tatanan era baru, “ jabarnya.

Alasan lainya ialah belum adanya wisaatawan manca negara yang bisa datang ke Bali, sehingga managemen hotel lebih memilih melakukan renovasi. Dikatakan pihaknya sendiri kini masih menunggu dibukanya visa on arrival dari pemerintah. “ Kalau misal visa on arrival belum dibuka, kan artinya belum bisa turis datang ke Indonesia khususnya Bali, bagaimana tamu bisa stay. Airline belum bisa datang, karena saat ini belum ada visa on arrival untuk tamu, jadi airline juga belum berani datang ke Bali karena siapa yang mau diangkut untuk datang, “ katanya.

Baca juga:  Selamatkan Kebocoran PAD, Sejumlah Akomodasi Tak Kantongi Izin Disidak

Pihaknya pun berharap pemerintah bisa segera membuka visa on arrival, sehingga wisatawan mancanegara bisa segera datang ke Bali. Adit Pande juga mengakui bahwa pihaknya sudah banyak menerima boking sebelum akhir tahun ini. “ Boking oktober sudah masuk, bahkan September juga ada, saya tidak mengerti kenapa mereka berani boking, tetapi air line yang terbang ke bali belum ada, karena mereka tidak bisa terbang karena belum ada signal untuk visa on arrival, “ katanya.

Baca juga:  Dari Ribuan Unit Usaha Pariwisata di Badung, Belum Sampai 30 Persennya Bersertifikat CHSE

Sementara untuk wisatawan domestik yang muali dibuka aawal Agustus ini, diakui tidak berdampak signifikan. Dikatakan dominan wisatawan domestik haya day trip untuk mencari makan. “ Wisatawan domestik tidak begitu berpengaruh, karena mereka hanya day trip saja misal hanya untuk makan, kecuali kemarin ada liburan idul adha, barulah ada tamu domestik long weekend, kalau skarang masih sangat minim jumlahya, “ katanya.

Kadisparda Gianyar, Anak Agung Gede Putrawan mengungkapkan mengakui masih banyak destinasi ataupun akomodasi yang belum tersertifikasi. Namun pihaknya memastikan sudah melakukan ferivikasi secara bertahap untuk sertifikasi. “Destinasi atau obyek wisata akan kami buka secara bertahap, seiring dengan proses verifikasi yang dilakukan. Proses verifikasi ini wajib dilakukan terhadap obyek yang baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta,” katanya. (Manik Astajaya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *