BANGLI, BALIPOST.com – Target pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2021 hanya dirancang Rp 119 miliar. Jauh menurun dibanding target PAD tahun 2020 yang mencapai Rp 160 miliar. Turunnya target PAD tersebut tidak terlepas dari pandemi Covid-19 yang telah menyebabkan penerimaan PAD tahun ini menurunn signifikan.
Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles usai memimpin rapat Badan Anggaran (Banggar) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Bangli mengatakan bahwa di tengah situasi pandemic Covid-19 seperti sekarang, eksekutif tidak berani merancang PAD Tahun 2021 dengan asumsi pendapatan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun-tahun sebelumnya, eksekutif biasanya merancang peningkatan PAD sebesar 10 persen.
“Misalnya tahun 2020 targetnya kan Rp 160 miliar, biasanya untuk tahun berikutnya dirancang naik sekitar 10 persen. Tapi dengan situasi sekarang, eksekutif tidak berani memasang asumsi pendapatan mengacu pada tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya, Selasa (11/8).
Carles mengaku bahwa pihaknya tidak mempersoalkan turunnya target PAD tahun 2021. Sebab realitanya memang demikian. Dimana akibat pandemic Covid-19 banyak sumber PAD Bangli yang mengalami penurunan signifikan.
Namun demikian, dalam rapat Banggar dengan TAPD berikutnya, pihaknya akan berupaya membedah sumber-sumber PAD yang kemungkinan bisa digenjot. Atau mungkin ada sumber PAD baru yang bisa digarap. Kata Carles dalam rapat kemarin, target PAD yang disampaikan eksekutif sifatnya masih umum dan belum terperinci. “Dari Rp 199 ini dari mana saja sumber PAD-nya akan kita bedah. Mana yang potensi bisa ditingkatkan akan kita dorong. Potensi yang muluk-muluk akan kita kurangi. Besok akan kita bedah per item,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa jika nantinya target PAD hanya bisa dipasang Rp 119 miliar maka belaanja di tahun 2021 tentunya harus ditekan. Anggaran akan dipriotitaskan untuk mendanai kegiatan penting saja. “Karena itu kita sekarang harus betul-betul cermat dalam menyusun APBD 2021,” imbuhnya. (Dayu Rina/Balipost)