DENPASAR, BALIPOST.com – SMA negeri baru yang dibuka di Kota Denpasar yakni SMAN 9 Denpasar di Kesiman Kertalangu sampai kini belum memiliki guru tetap. Selama pembelajaran daring, dua sekolah ini dibantu oleh guru-guru SMAN 6 Denpasar.
Kepala SMAN 6 Denpasar yang merangkap Plt. Kepala SMAN 9 Denpasar Drs. I Nyoman Mudita, M.Pd., Selasa (11/8), mengakui SMAN 9 Denpasar yang sementara ber-homebase di SMAN 6 Denpasar mendapat pelayanan dari guru-guru ASN dan guru kontrak SMAN 6 Denpasar.
Mereka dengan kesadaran penuh menjalankan tugas dengan konsep ngayah alias tanpa imbalan guna mencerdaskan anak bangsa. Makanya Nyoman Mudita bersyukur memiliki guru berkarakter dan berintegritas mengemban tugas negara karena selama ini belum mendapatkan droping guru tetap di SMAN 9 Denpasar. ‘’Kami mendambakan guru tetap, apalagi jika PBM tatap muka diberlakukan,’’ tegasnya.
Sekolah baru ini, katanya, minimal memerlukan 16 guru sesuai jumlah mata pelajaran plus karyawan dan TU. Sementara dana BOS belum bisa meng-cover semua karena sebagian dipakai untuk membayar guru honorer.
Untuk itu, dia mengusulkan pemerintah memprioritaskan pengangkatan guru kontrak/honorer yang tenaganya diperlukan di sekolah. Bahkan untuk SMAN 6 Denpasar yang tiap tahun menerima 9 kelas siswa baru mengusulkan menambah empat ruangan belajar.
Kendala lainnya, pada pandemi Covid-19 ini pihak sekolah mengalami kendala memungut dana komite bagi siswa kelas XI dan XII. Sementara untuk siswa baru, pihak sekolah menunda membahas dana komite dan uang pakaian sebelum ada instruksi Disdikpora Provinsi Bali.
Kadisdikpora Provinsi Bali N.K. Boy Jayawibawa, M.Si. ketika dikonfirmasi menjelaskan, pengadaan guru baru di sekolah baru menunggu anggaran perubahan bulan Oktober ini. Dia berterima kasih kepada guru dan kasek yang bertugas merangkap dua sekolah, sehingga mampu menjalankan PBM dengan lancar. Dia yakin Pemprov Bali pasti memikirkan semua keperluan sekolah baru baik sarana, SDM guru dan sebagainya. (Sueca/balipost)