Perenang PON dari klub Bali Pari Badung Komang Adinda Nugraha (kiri), Made Putri Yunadi, dan Pande Made Iron Digjaya (kanan). (BP/Nel)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Selama tahun 2020 ini belum ada informasi seputar agenda kejuaraan renang. Karena itu, atlet PON hanya sebatas melakukan latihan fisik dan teknik di kolam renang. Bahkan, mereka tidak bisa melakukan try out, menambah jam terbang atau mengukur kemampuan prestasinya dari hasil selama ditempa latihan.

Salah seorang pelatih renang PON Bali, Putu Era Larasati, di Mengwi, Badung, Rabu (12/8) menuturkan, dirinya menangani empat atlet PON asal klub Bali Pari Badung. Keempat atlet klub Bali Pari yang merebut tiket PON adalah Putu Wirawan, Komang Adinda Nugraha, Made Putri Yunadi, dan Pande Made Iron Digjaya. “Mereka ini terakhir mengikuti Kejurnas Indonesia Open di Kolam Renang Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, pada Desember 2019 lalu,” ungkap Era Larasati.

Baca juga:  Bulog Targetkan 7 Ribuan Ton Beras Petani Bali Diserap, Tercapai Sudah 81 Persen

Berdasarkan hasil Indonesia Open, Pande Made Iron menduduki peringkat kedua nasional di nomor gaya dada 200 meter, kemudian Putu Wirawan bercokol di urutuan kedua pada nomor gaya ganti 400 meter. Sedangkan, Made Putri Yunadi bertengger di peringkat ketiga pada nomor gaya dada 50 meter. Era menyebutkan, sedianya digelar event invitasi renang pada Mei lalu tetapi batal.

Bahkan, pihaknya hingga Desember tahun ini belum menerima informasi adanya kejuaraan renang nasional. Sementara, kuartet perenang PON ini berlatih dalam sepekan di era new normal ini tiga kali fisik di GOR Mengwi, ditambah tiga kali latihan teknik di Kolam Renang Soka Sibang, dan sekarang latihan mulai dipindah ke Kolam Renang Blahkiuh karena baru dibuka. Alasannya, Kolam Renang Blahkiuh ditutup. “Kami tetap mengharapkan atlet ini mampu menyumbang medali, dan acuannya peringkat mereka di event nasional,” jelas Era.

Baca juga:  Panyengker Kolam Renang Lila Arsana Roboh

Ia mengakui, pesaing terberat atlet asuhannya datang dari perenang Jabar, DKI, Jateng dan Jatim. Sebelum memasuki era new normal, perenang PON ini hanya berlatih penggenjotan fisik dan materi latihannya diberikan pelatih Era. “Kami maunya menerjunkan anak-anak ini mengikuti Kejurnas, tetapi tidak ada event, sehingga sulit mengukur kemampuan prestasi atlet dalam menghadapi pesaingnya,” tuturnya. (Daniel Fajry/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *