SINGARAJA, BALIPOST.com – Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng mendapat atensi serius dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Pasalnya, anggaran proyek itu dirasionalisasi karena pandemi COVID-19, sehingga anggaran yang dialokasikan berkurang sekitar Rp 69 miliar.
Tidak ingin proyek gagal dituntaskan sesuai kontrak, Pemprov Bali menjanjikan akan mengucurkan tambahan anggaran sebesar Rp 50 miliar. Janji itu diungkapkan Gubernur Bali Wayan Koster di sela-sela menghadiri Gorundbreaking proyek Bendungan Tamblang Rabu (12/8). Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula itu mengatakan, revitalisasi Pasar Banyuasri itu adalah langkah maju dari Pemkab Buleleng menyediakan infrastruktur pasar semi modern bagi pedagang.
Sejak proyek itu dikerjakan akhir 2019 dan berlanjut tahun ini, ribuan pedagang sudah direlokasi menempati pasar darurat. Karena berjualan di pasar darurat, tentu kenyamanan kurang baik untuk pedagang dan pengunjung.
Untuk itu, pihaknya tidak ingin terlalu lama pedagang berjualan di pasar darurat dan memicu kesemrawutan dan dampak sosial lainnya. Apalagi, setelah anggaran dirasionalisasi karena pandemi COVID-19 sehingga dikhawatirkan proyek itu gagal diselesaikan sesuai kontrak. “Saya kasihan kalau pedagang di Pasar Banyuasri itu jualan di pasar darurat berjemur dan memicu masalah sosial dan semrawut. Saya minta pasar itu dituntaskan sesuai kontrak, sehingga pedagang bisa menempati pasar semi moderen itu,” katanya.
Untuk mengembalikan anggaran yang sebelumnya dirasionalisasi, Gubernur Koster memastikan akan mengalokasikan tambahan anggaran melalui APBD Bali Tahun 2021. Tambahan anggaran yang akan dialokasikan sebesar Rp 50 miliar.
“Saya sudah perintahkan Pak Sekda bali selaku Ketua TAPD untuk mengalokasikan tambahan anggaran untuk Pasar Banyuasri itu. Saya kasihan kalau kekurangan dana itu pedagang tidak bisa berjualan di pasar yang baru, sekaligus ini komitmen saya sebagai Gubernur dari Buleleng membangun di tanah kelahiran,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Buleleng Putu Adiptha Ekaputra mengatakan, kekurangan anggaran proyek revitalsiasi Pasar Banyuasri itu sudah dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Beberapa skema untuk memenuhi kekurangan anggaran sudah disiapkan.
Skema itu adalah menawarkan kepada pelaksana proyek untuk mencari pinjaman kredit di bank milik pemerintah daerah. Selain itu, TAPD juga merancang kekurangan anggaran itu akan dialokasikan dalam APBD Buleleng Tahun 2021.
Dua skema ini masih dibahas inten sebelum diputuskan skema yang akan dipakai. Namun demikian, dengan dukungan Pemprov Bali yang mengalokasikan anggaran Rp 50 miliar, maka bisa dipastikan pemenuhan kekurangan anggaran itu dapat diatasi.
Terkait tambahan dana dari pemprov, pihaknya akan menunggu keputusan pimpinan di daerah. “Pimpinan sudah memutuskan kalau penyelesaian sampai Desember 2020, skema anggaran yang akan dipakai itu tinggal menunggu kesimpulan pimpinan, dan tadi sudah dijanjikan Pak Gubernur memberi tambahan Rp 50 miliar, maka target proyek itu tuntas Desember 2020 ini,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)