Penanaman karang hias oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, Rabu (12/8). (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Indonesia Edhy Prabowo berharap agar rumput laut ikut dihidupkan kembali. Hal-hal semacam itu, menurut dia, penting untuk dipertahankan di Bali.

Agar tidak seperti sekarang, perekonomian Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata, benar-benar terpuruk akibat pandemi COVID-19. “Jadi yang namanya industri sustainable harus kita pertahankan dan rintis kembali,” tegasnya, Rabu (12/8).

Ia mengatakan rumput laut itu 43 hari sudah bisa panen. Tidak perlu lagi dibiayai dengan disiram ataupun diberi pupuk, karena begitu ditaruh di laut, 43 harinya sudah panen. “Bahkan 1 hektare itu bisa panen di atas 40 ton. Memang harganya kalau dibandingkan udang, jauh lebih mahal udang. Tapi bayangkan kalau setiap keluarga bisa setiap 43 hari panen. Permintaannya masih sangat tinggi di dunia,” bebernya.

Baca juga:  RS PTN Unud Siap Terima Tukang Suwun Asal Bangli Positif COVID-19

Ia menegaskan kelestarian terumbu karang adalah suatu hal sangat penting. Bukan hanya bagi Bali ataupun Indonesia, melainkan juga dunia.

“Karang ini mampu menghasilkan oksigen 20 kali lebih banyak daripada pohon biasa. Makanya harus kita pertahankan, apalagi potensi karang di Indonesia sangat besar. Dan ini menjadi komitmen negara untuk melestarikannya,” katanya saat melakukan penanaman karang hias dan berdiskusi dengan pembudidaya karang Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, di Pantai Pandawa.

Baca juga:  Pura Konco di Balangan Hancur Diterjang Ombak

Dari kelestarian terumbu karang, sambung dia, juga diharapkan tumbuh ekonomi baru dari sektor budidaya kelautan. “Satu karang yang satu tahun dengan ukuran sangat kecil, harganya bisa 15 sampai 20 USD. Bahkan harga terendahnya tidak pernah di bawah 5 USD,” ungkapnya.

Edhy Prabowo menegaskan, terkait regulasi sudah tidak ada masalah. Asalkan pengambilan karang tidak dilakukan dari daerah konservasi. “Kami beri catatan, kami tidak mengizinkan kalau karang itu dihasilkan melalui pengambilan dari daerah konservasi. Kami akan terus kawal, jangan sampai ada pelaku-pelaku yang secara tidak bertanggung jawab mengambil dari daerah konservasi,” tegasnya.

Baca juga:  Pemkab Diminta Tak Abaikan Sektor Pertanian di Nusa Penida 

Karang hias, kata dia, juga memiliki potensi wisata. Karena itulah menurut dia, karang hias sangatlah berpeluang dikembangkan di Pantai Pandawa.

Sementara Bendesa Adat Kutuh, Nyoman Mesir mengatakan, sedikitnya ada dua manfaat yang bisa diperoleh dari baiknya perkembangan karang hias di perairan Pantai Pandawa. Pertama adalah kaitan dengan kecantikan bawah laut yang bisa dijual kepada wisatawan. Dan kedua, adalah kaitan dengan peluang ekspor. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *