Petani cabai sedang panen. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Provinsi Bali merayakan hari jadi ke-62, Jumat (14/8) ini. Seperti diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, Pulau Dewata bergulat dengan pandemi COVID-19.

Terlebih, sektor pariwisata yang mendominasi perekonomian menjadi sektor yang paling terdampak. Selain berjuang menangani kasus agar tak meluas, Bali juga harus berupaya keras memulihkan perekonomian yang sangat terpukul dengan adanya pandemi.

“Sektor pariwisata yang menjadi andalan kita sedang mengalami keterpurukan akibat pandemi COVID-19 ini. Nah inilah saatnya kita lebih bisa menggali potensi-potensi yang lain seperti pertanian dalam arti luas,” ujar Wakil Ketua II DPRD Bali, I Nyoman Suyasa, dikonfirmasi, Kamis (13/8).

Baca juga:  Ironi Pertanian Bali, Dielukan Sekaligus Terpinggirkan

Menurut Suyasa, sektor perkebunan dan peternakan dapat menjadi prioritas pengembangan pertanian dalam arti luas. Pemprov Bali mesti berperan dalam mengedukasi para petani.

Termasuk memberikan bantuan kepada mereka. Misalnya, petani dipermudah untuk mendapatkan modal kerja atau memberikan pembibitan secara gratis kepada kelompok-kelompok tani ternak.

Hal lain, politisi Gerindra ini turut memberikan catatan soal penyaluran bantuan-bantuan sosial ke masyarakat. Terutama yang terdampak pandemi COVID-19. “Apalagi di masa pandemi ini hendaknya lebih mengedepankan rasa keadilan, pemerataan dan transparan sehingga tidak terkesan bantuan diberikan ke satu kelompok masyarakat saja,” jelasnya.

Baca juga:  Beralih ke Pertanian, Masih 72 Persen Tanah Bali Dapat Digarap

Suyasa menambahkan, bantuan dari pemerintah harus tepat sasaran sesuai dengan data riil yang ada di masing-masing kabupaten/kota. Secara khusus, ia berharap Bali dapat semakin maju dan masyarakatnya semakin sejahtera di usia yang ke-62 tahun ini.

Sebelumnya, Anggota Fraksi Nasdem-PSI-Hanura DPRD Bali, Grace Anastasia Surya Widjaja mengatakan, pihaknya memaklumi Pemprov Bali akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan program-program unggulan pada tahun anggaran 2020. Tapi bukan berarti “gering agung” COVID-19 yang kini sedang dihadapi menjadi alasan pengendor kinerja.

Untuk APBD Perubahan Tahun Anggaran 2020, sektor yang harus diutamakan adalah perekonomian dan kesehatan. “Sebagaimana kita ketahui mayoritas masyarakat Bali yang menggantungkan diri dari sektor pariwisata belum akan pulih dalam waktu dekat,” ujarnya.

Baca juga:  Lanud Ngurah Rai Simulasi Pengamanan Bandara, Pukul Mundur Pengunjuk Rasa

Di sisi lain, lanjut Grace, anggaran untuk kesehatan juga harus mendapatkan prioritas karena pergerakan pandemi di Bali masih terus berlangsung. Kendati tidak sebesar yang terjadi di luar Bali.

Hal yang tak boleh dilupakan lainnya adalah peningkatan jumlah bantuan sosial (bansos). Strategi yang dilakukan oleh pemerintah pusat ini harus sejalan dan mendapat dukungan di daerah. “Karena maksud dari bansos-bansos ini adalah mengembalikan daya beli masyarakat sekaligus membuat perputaran ekonomi yang lebih baik,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *