Agung Priantha. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Proses pemulihan pariwisata memerlukan waktu yang relatif panjang. Maka dari itu, mulai bergerak dan tidak menunggu pariwisata pulih merupakan upaya menuju ke arah positif.

CEO PT Jimbaran Hijau, Putu Agung Priantha, menegaskan hal itu saat wawancara khusus Bali Post Talk serangkaian HUT ke-72 Bali Post, Gerakan Satu Juta Krama Bali Mewujudkan Bali Era Baru, Rabu (12/8). Agung Priantha mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bali saat ini sangat tertekan.

Namun, ia mengajak masyarakat untuk tetap bertahan dan mulai bergerak. ‘’Jangan menunggu Bali kembali pulih. Apa yang bisa kita lakukan sekarang, lakukan. Sehingga kalau sudah pulih, kita akan bertumbuh positif. Itu mindset yang saya sampaikan kepada teman-teman di perusahaan,’’ ujarnya.

Baca juga:  Zona Merah Ini Laporkan 7 Korban Jiwa COVID-19, Termuda Usia Dua Puluhan Tahun

Menurut Agung Priantha, pihaknya tidak lagi melaksanakan work from home (WFH) karena ia menilai produktivitas WFH rendah. ‘’Semua sudah mulai bekerja. Kami tetap produktif dengan menyesuaikan dengan kondisi daya beli saat ini. Misalnya dulu kita buat atraksi dengan tiket masuk Rp 200.000, sekarang kita jual tiket dengan harga Rp 50.000,’’ ujarnya.

Demikian pula pada pariwisata, tidak menunggu negara pasar wisatawan mancanegara (wisman) pulih, tetapi menggarap wisatawan yang ada seperti wisatawan domestik. Menurutnya, nafas Bali tetaplah pariwisata.

Meskipun dalam masa pandemi COVID-19, dampak terhadap pariwisata sangat terasa. Sehingga pariwisata tetap menjadi sumber pertumbuhan, namun tidak menggantungkan pada pariwisata semata. ‘’Ini mengingatkan kita jangan terlalu terlena dengan pariwisata. Kebijakan dari pemerintah terutama Gubernur Bali untuk mendorong sektor pertanian dan UMKM agar tidak disia-siakan,’’ katanya.

Baca juga:  Hari Kartini, Khusus Voucher Service 20% Untuk Konsumen Wanita

Menurut Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI) Perwakilan Bali ini, momen ini adalah saat yang tepat untuk memperbaiki Bali di segala lini menuju konsep green sesuai visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’. Mulai dari persoalan sampah, green energy, infrastruktur, dan lain-lain. ‘’Kebijakan pemerintah saat ini sudah mengarah ke arah itu. Saya sangat mengapresiasi. Tapi perlu penekanan bahwa perlu penghematan energi, pengelolaan sampah dengan baik. Saya harapkan sudah akan mulai, proyek-proyek perlu ada konsultan yang punya sertifikasi untuk mengelola gedung-gedung,’’ jelasnya.

Salah satu yang ia lihat adalah pengelolaan sampah di Bali mengkhawatirkan. Persoalan ini dinilai cukup krusial, maka dari itu perlu ada penekanan dan law enforcement.

Baca juga:  Jelang Mudik, Tim Perlindungan Konsumen Sasar SPBU

Ia menilai pemerintah sudah memiliki good will untuk menuju ke arah perbaikan pengelolaan sampah. Misalnya, kebijakan pemerintah tentang penggunaan plastik sekali pakai. Hanya implementasinya perlu ada law enforcement.

Kebijakan ini juga perlu didukung masyarakat, karena masyarakatlah sebagai pelakunya. ‘’Edukasi pengelolaan sampah di masyarakat sangat perlu, itu mungkina bisa me-reduce sampah di TPA,’’ ujarnya.

Agung Priantha menegaskan, masa pandemi COVID-19 adalah momen yang tepat untuk melakukan perbaikan. Saat pariwisata sedang tiarap, tamu tidak begitu banyak datang, menjadi momen yang tepat untuk memperbaiki diri dari segala sisi. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *